Tuesday, December 2, 2008

Terapkan Cost Efficiency
PT INDOSIAR KARYA MEDIA TBK ANDALKAN PROGRAM IN HOUSE PRODUCTION


JAKARTA – PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM) utamakan membuat acara-acara in house production. Menurut Direktur Keuangan IDKM, Phiong Phillipus Darma, program-program inilah yang mendongkrak kinerja IDKM tahun ini. Program-program in house production adalah program yang dibuat di dalam studio milik IDKM sendiri. “Untuk program-program seperti ini, kita mengeluarkan cost jauh lebih rendah dari pada kalau kita beli sinetron” kata Philipus dalam public expose IDKM, Selasa (2/11).

Hal tersebut terbukti dengan peningkatan kinerja IDKM pada 2008 ini. Pada Q3 tahun ini pendapatan bersih IDKM naik 45 persen, dari sebelumnya Rp 444 miliar tahun 2007, kini menjadi Rp 644 miliar. Beban usaha yang ditanggung tahun ini juga mengalami penurunan sebesar 8,5 persen. Tahun lalu beban usaha IDKM adalah Rp 497 miliar, namun tahun 2008 berkurang menjadi Rp 455 miliar.

Salah satu acara in house production penyumbang pemasukan terbesar adalah acara Supermama dan derivatifnya. “Acara itu pada awalnya hanya berdurasi 2 jam saja, namun kini mencapai 5 jam dan kadang lebih” jelas Phillipus. Program itu sendiri tayang dalam rentang waktu prime time, yakni mulai pukul 18.00 sampai 22.00. Banyaknya iklan yang didapat membuat IDKM memutuskan memperpanjang durasinya. Sebagai informasi, biaya iklan pada prime time mencapai Rp 25 juta per 30 detik. Sampai dengan Oktober 2008 ini, IDKM berada pada urutan dua, stasiun TV dengan audience share terbanyak. Audience share IDKM mencapai 16 persen dan ditergetkan akan mencapai 18 persen tahun 2009. Program in house productioncost IDKM terpotong menjadi 60 persen. Selain itu, strategi lain yang diterapkan IDKM dalam rangka cost efficiency adalah dengan memutar ulang stok program yang sudah ada. “Tiap pagi, siang atau sore kita ulang program-program yang pernah tayang” jelas Phillipus. membuat

Bangun Studio

Tahun depan nampaknya juga menjadi tahun yang diwaspadai oleh IDKM. Menurut Philipius, perusahaannya akan menerapkan freeze capital expenditure. Ia mengatakan bahwa tahun depan IDKM akan maintain expenditure. Namun begitu ada salah satu rencana yang menjadi pengecualian, yakni pembangunan studio baru. Sampai saat ini IDKM masih mempelajari feasibilitas pembangunan studio tersebut. Rencananya studio itu akan di bangun tak jauh dari lokasi kantor IDKM di Jalan Daan Mogot, Jakarta.

IDKM sendiri adalah holding company dari PT Indosiar Visual Mandiri yang bergerak di bidang jasa penyiaran televisi. Kepemilikan IDKM atas PT Indosiar Visual Mandiri mencapai 99,99 persen, sedang sisanya masih dimiliki investor yang tidak melakukan share swap atas saham tersebut. Sedang untuk IDKM sendiri, saat ini komposisi kepemilikan sahamnya adalah 27,24 persen oleh PT Prima Visualindo dan sisanya 72,76 persen dimiliki public.

Pada Agustus lalu IDKM telah melakukan refinancing Obligasi Indosiar Tahun 2003. Obligasi tersebut diterbitkan oleh anak perusahaan IDKM, yakni PT Indosiar Visual Mandiri dengan nilai pokok sebesar Rp 696.207.050.000 dengan nominal per satu satuan Rp 175.000. Kala itu, obligasi tersebut ditawarkan sebear Rp 144.375 atau hanya 82,5 persen dari nilai pokoknya. Menurut Phillipus, pendanaan atas refinancing obligasi tersebut berasal dari hutang bank senilai Rp 500 miliar. Bank-bank yang menjadi kreditur adalah Bank BCA, Bank Niaga, dan Bank Panin. Masing-masing dengan komitmen sebesar Rp 150 miliar, Rp 100 miliar dan Rp 250 miliar dengan jangka waktu pinjaman selama 5 tahun. Pembayarannya sendiri secara installement per tiga bulan dengan suku bunga tetap per tahun sebesar Rp 12,8 persen.

Jaminkan Saham

Terkait dengan komitmen utang pada 3 kreditur tersebut, Philipus menyatakan bahwa IDKM akan menggadaikan saham dari PT Indosiar Visual Mandiri senilai Rp 200 miliar pada pihak kreditur. “Tapi itu bukan repo, karena sahamnya kan unlisted dan itu hanya sebagai tambahan jaminan atas utang kita saja” terang Phillipus. Pelaksanaan perjanjian tersebut akan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari RUPS 18 Desember mendatang. Karena tenggat waktu perjanjian adalah sampai 31 Desember 2008.

Kondisi fundamental IDKM sampai dengan Q3 2008 ini cukup bagus. Pada pos aktiva lancar, per 30 September 2008 IDKM memiliki aktiva lancar sebesar Rp 636 miliar. Sebelumnya tahun 2007 aktiva lancar hanya Rp 550 miliar. Total aktiva yang dimiliki IDKM tahun ini adalah Rp 1,248 triliun. Sedikit mengalami penurunan, 7,2 persen dari tahun 2007 yang sebesar Rp 1,345 triliun. Namun begitu, total kewajiban dan ekuitas yang menjadi tanggungan IDKM tahun ini mengalami penurunan. Triwulan III 2008 ini total kewajiban dan ekuitas IDKM adalah Rp 1,248 triliun. Sebelumnya tahun 2007 adalah Rp 1,345 triliun. Hal yang cukup fantastis adalah pada pos laba bersih. Tahun 2008 ini IDKM mencatatkan laba bersih sebesar Rp 63 miliar. Naik drastic sebesar 157,8 persen, karena sebelumnya di tahun 2007 IDKM mengalami kerugian Rp 109 miliar. Sehingga tahun ini IDKM berhasil mencatat EBITDA yang cukup signifikan sebesar Rp 266 miliar. Tahun 2007 sendiri IDKM mencatat LBITDA, karena mengalami kerugian, sebesar Rp 63 miliar. Pada perdagangan saham di lantai bursa, saham IDKM berada pada level Rp 260 per lembar.

No comments:

Blog Archive