Thursday, December 11, 2008

Capex Rp 450 Miliar
PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK TERAPKAN STRATEGI EKSPANSI AGRESIF

JAKARTA - PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (SAT) anggarkan capex 450 miliar tahun 2009. Capex tersebut rencananya akan didanai dari kas internal perusahaan serta dari IPO Januari mendatang. Perusahaan ritel dengan merek dagang Alfamart ini, memang telah memutuskan untuk listing di bursa. Jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 343.177.000 atau sekitar 10 persen modal disetor perseroan dengan harga nominal Rp 100.

Pendaftaran ke Bapepam LK sudah dilakukan sejak 19 November 2008 lalu. Pencatatan umum pada 7-9 Januari 2009, sehingga diperkirakan bisa listing tanggal 15 Januari 2009. Selaku penjamin efek IPO tersebut, Alfamart telah menunjuk PT Ciptadana Securities dan PT Indoprimer Securities. “Range harga 425-475 sehingga ditargetkan akan ada dana sekitar 160an miliar dari IPO” kata Hans Prawira, Finance Director PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, Kamis (11/12).

Sampai saat ini SAT telah melakukan premarketing dan sudah ada investor institusi asal singapura dan hongkong yang tertarik. "Memang mayoritas akan ke investor institusional" kata Ferry Budiman Tanja, Presdir PT Ciptadana Securities. Untuk saham SAT, target PE nya tahun 2009 sekitar 8 sampai 10 kali, namun tahun 2010 akan turun menjadi 6 sampai 8 kali. Dana belanja modalnya sendiri akan digunakan untuk membangun Distribution Centre (DC) dan penambahan gerai Alfamart, minimarket milik SAT. Sampai dengan Juni 2008 SAT sudah memiliki 2.505 gerai dan 11 DC untuk Alfamart. "Sampai akhir tahun ini kita tergetkan gerai menjadi 2.750" kata Hans. Tahun 2009, SAT juga sudah merencanakan untuk menambah gerai lagi sebanyak 400 gerai.

SAT adalah perusahaan ritel berformat minimarket dan waralaba, yang mendistribusikan berbagai produk consumer goods melalui minimarket Alfamart. Antara lain produk-produk dari PT Unilever Indonesia Tbk, PT Nestle Indonesia, PT Frisian Flag Indonesia, PT Sayap Mas Utama, PT Sari Husada, PT HM Sampoerna Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Smart Tbk, PT Djarum dan PT Nirwana Lestari. Kesepuluh pemasok tersebut memberikan 37,4 persen dari penjualan bersih SAT paruh pertama tahun ini. Format franchise Alfamart sendiri memberikan kontribusi signifikan pada penjualan SAT. Pada peruh pertama tahun 2008 diperoleh pemasukan Rp 678 miliar dari franchise, naik 68 persen dari sebelumnya. Saat ini total ada 532 franchise store yang tersebar di berbagai wilayah.

Gerai Baru
Saat ini SAT tengah mengembangkan 3 DC baru yang berlokasi di Palembang, Bali dan satu lagi di pulau jawa. Sebagai informasi untuk membangun satu gerai Alfamart, dibutuhkan dana sekitar Rp 500 juta. Dan perlu dana minimal Rp 50 miliar untuk membangun satu DC. Jika dikalkulasikan maka dana yang dibutuhkan SAT untuk target pembangunan gerai dan DC adalah sekitar Rp 350 miliar.

Untuk tahun ini, minimarket Alfamart mentargetkan penjualannya naik 30 persen. Sedang tahun 2009 sendiri target penjualannya adalah 20 persen. "Penurunan itu karena starting-nya kan juga sudah bertambah" kata Hans. Meskipun kondisi ekonomi masih sulit, namun SAT justru akan melakukan ekspansi agresif tahun depan. Menurut Henry Komala, Vice President Director SAT, justru saat ini banyak peluang bagus yang harus segera diambil. Menurut Nielsen Research tahun ini industri ritel tumbuh 17 persen. Pangsa pasar dari minimarket Alfamart sendiri saat ini adalah sekitar 30 sampai 40 persen. Henry sendiri cukup yakin dengan kabijakan tersebut. “Bisnis ritel demand nya tetap akan bagus, dilihat dari target, tiap hari kita bisa buka 2 gerai, siapa cepat dia dapat” kata Henry.

Kinerja SAT paruh pertama tahun 2008 menunjukkan adanya perbaikan. Laba bersih 6 bulan pertama 2008 sudah mencapai Rp 44.008 juta. Padahal pada Desember 2007, laba bersihnya Rp 126.289 juta pada Desember 2007. Pada pos total aktiva, tahun 2008 menunjukkan Rp 1.899.369 juta, mengalami kenaikan dari aktiva per 31 Desember 2007 yang sebesar Rp 1.591.587 juta. Penjualan bersih mengalami peningkatan dari per 31 Desember 2007 Rp 6.056.255 juta, per Juni 2008 penjualan bersih sudah mencapai Rp 3.606.062 juta.

Penjualan produk makanan memberikan kontribusi terbesar pada penjualan SAT yakni 70,16 persen. Jumlah kewajiban 2008 menjadi Rp 1.382.178 juta dari sebelumnya Rp 1.591.587 juta per 31 Desember 2007. Kenaikan sebesar 23,6 persen ini sebagai akibat kenaikan kewajiban lancar SAT sebesar Rp 171.536 juta atau sekitar 15,9 persen. Pada pos hutang bank jangka pendek memang terdapat kewajiban Rp 145.000 juta, terdiri dari fasilitas time loan insidentil Rp 100.000 juta dan fasilitas time loan sebesar Rp 45.000 juta. Fasilitas pinjaman ini sebenarnya telah dimulai sejak Oktober 2007, dengan kreditur Bank BCA. Saat itu SAT mendapat fasilitas time loan dan time loan insidentil masing-masing sebesar Rp 150.000 juta dan Rp 120.000 juta. Fasilitas time loan kini telah lunas, namun time loan insidentil diperpanjang lagi sampai 26 Januari 2009 dengan jumlah maksimum Rp 100.000 juta. Lalu pada April 2008 SAT mendapatkan fasilitas time loan lagi dari Bank BCA dengan jumlah Rp 145.000 juta, yang akan jatuh tempo pada 18 Oktober 2009.

Analis Deo Rawendra, Reliance Securities
Strategi ekspansif memang sudah seharusnya dilakukan oleh perusahaan sector ritel. Karena sesungguhnya yang menjadi competitor dari Alfamart adalah pasar-pasar dan toko tradisional. Yang harus dicermati adalah jika di kemudian hari pemerintah mengeluarkan regulasi untuk melindungi pasar dan took tradisional tersebut. Hal ini tentu akan menghambat pertumbuhan Alfamart yang formatnya minimarket. Namun walaupun begitu pada kenyataannya bahwa industri ritel adalah industri yang selalu punya demand, karena produknya consumer goods. Hampir tidak ada penurunan signifikan walau kondisi ekonomi sedang buruk. Biasanya orang jika hendak membeli sesuatu di pasar modern maka ia akan terkena impulse buying. Barang yang sebenarnya tidak ingin dibeli akhirnya dibeli juga akibat display yang menarik. Hal-hal inilah yang bisa digunakan toko ritel dalam usahanya. Karena biasanya ritel penerimaannya tidak langsung besar, namun sedikit-sedikit tapi konstan. Frekuensi transaksi inilah yang harus dikembangkan Alfamart. Salah satunya dengan pembukaan gerai-gerai baru di wilayah-wilayah yang baru juga. Untuk sahamnya ke depan akan sedikit bagus. Karena brand Alfamart sudah lama dikenal orang. Tapi kenaikan harganya tidak akan terlalu tinggi.


No comments:

Blog Archive