Friday, December 26, 2008

Garap Perkebunan
PT CITRA KEBUN RAYA AGRI BELANJAKAN DANA RP 1,1 TRILIUN SELAMA 2008

JAKARTA – Lebih dari 90 persen dana hasil PUT II PT Citra Kebun Raya Agri Tbk (CKRA) telah digunakan untuk investasi perkebunan dan pembangunan pabrik. Total dana hasil PUT adalah sebesar RP 1,22 triliun. Salah satu investasinya adalah akuisisi PT Horizon Agro Industri dengan 5 anak perusahaannya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya bahwa CKRA telah melakukan 2 kali right issue selama periode Januari-September 2008. Total dana yang berhasil dihimpun adalah Rp 1,22 triliun. Total akusisi pada sektor perkebunan sendiri mencapai Rp 1,1 triliun. Horizon memiliki perkebunan di beberapa tempat yakni Jambi, Bengkulu dan Palembang.

Perincian penggunaan dana PUT II adalah Rp 746.895.303.000 digunakan untuk melakukan pendanaan pembelian 749.999 saham PT Horozon Agro Industry. Nilai tersebut setara dengan kepemilikan 99,99 persen saham PT Horizon Agro Industry. Sisa dana Rp 213.896.697.000 digunakan untuk modal kerja PT Horizon Agro Industry melalui penanaman dan pembuatan pabrik.

PT Horizon Agro Industry sendiri adalah perusahaan yang usahanya bergerak di bidang perkebunan dan manufaktur. Lahan yang dimiliki PT Horizon Agro Industry adalah seluas 80.000 ha, dengan 5000 ha diantaranya telah ditanami. CKRA juga telah membangun pabrik tepung cassava di daerah Lampung dan Bengkulu. Pabrik dengan total investasi Rp 80 miliar itu diperkirakan selesai akhir 2009. Saat ini CKRA memang tengah fokus dalam pengembangan usaha perkebunannya. Komoditas yang menjadi unggulannya adalah kelapa sawit dan cassava. Dari total lahan 142.500 ha yang dimiliki CKRA, 57.000 ha diantaranya digunakan untuk perkebunan cassava. Sisa 85.000 ha ditanami kelapa sawit. Pasarnya sendiri saat ini 100 persen ekspor.

Direktur Utama CKRA, Hendri Soetjipto, Jumat (26/12), mengatakan, bahwa meskipun harga CPO turun, namun ia tetap optimis karena sudah ada pasar ekspor potensial. Ia memeperkirakan permintaan CPO dunia akan turun 30-40 persen akibat menurunnya industri makanan dan otomotif khususnya di USA."Demand USA saat ini mungkin turun, tapi untuk India, China dan Pakistan cukup bagus karena adanya program biofuel" katanya.

Harga CPO sendiri memang mengalami penurunan terpengaruh oleh krisis keuangan. Pada maret lalu harganya pernah mencapai 1.300 Dollar per ton, namun kini hanya berada pada kisaran 300 Dollar per ton. Untuk cassava sendiri penjualannya banyak dilakukan ke pasar China. Total produksi cassava per hektar mencapai 30-40 ton. Hendri mengatakan bahwa untuk usaha perkebunannya memang belum bisa memberikan kontribusi, karena baru saja mulai.

Kinerja keuangan Q3 2008 ini lebih banyak dipengaruhi oleh usaha property yang dulu digarap CKRA. Proyeksi penjualan sampai akhir tahun 2008 adalah Rp 13,4 miliar. Laba bersih juga diproyeksikan mencapai Rp 9,98 miliar. "Tahun 2009 kemungkinan juga tidak akan jauh--jauh dari itu" jelas Hendri.

Beban usaha Q3 2008 adalah sebesar Rp 7.736.165.780. Naik signifikan dari 2007 yang hanya sebesar Rp 2.060.537.882. Total aktiva yang dimiliki sampai September 2008 adalah Rp 1,4 triliun. Jumlah tersebut naik drastis 2.385 persen dari september 2007 yakni Rp 56,41 miliar. Hal ini akibat adanya akuisisi PT Horizon Agro Industri yang masuk konsolidasi. Pada pos kewajiban dari Rp 8,79 miliar pada 2007, kini mencapai Rp 170,76 miliar. menurut Hendri hal tersebut disebabkan oleh investasi pengembangan perkebunan di beberapa anak perusahaannya. Kewajiban lancarnya sendiri, per September 2008 mencapai Rp 19.910.546.426. Naik dari tahun 2007 yang hanya sebesar Rp 8.345.005.009. Jumlha ekuitas CKRA per September 2008 adalah sebesar Rp 1.220.865.353.549. Naik drastic dari tahun 2007 sebesar Rp 47.619.383.551.

Susunan pemegang saham CKRA saat ini adalah 80 persen oleh Citra Group Pte Ltd, 12,11 persen dimiliki PT Kurnia Cemerlang, 1,78 persen oleh PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk, sebesar 1,12 persen dimiliki Oakfield Group Ltd, dan sisanya 4,99 persen beredar di masyarakat.


No comments:

Blog Archive