Tuesday, December 9, 2008

BUDI ACID BUYBACK RP 3 MILIAR

JAKARTA – Budi Acid Jaya Tbk (BUDI) lakukan buyback terhadap sahamnya. Aksi korporasi ini telah dilakukan sejak 21 Oktober lalu. Sampai dengan Desember ini saham yang telah di buyback berjumlah 22.751.000 lembar saham. Jumlah dana yang digunakan untuk buyback mencapai Rp 3,409 miliar.


Proses buyback sendiri terakhir dilakukan dalam tiga periode yakni 21 Oktober sampai 31 Oktober, 3 November samapai 28 November, dan terakhir 1 Desember sampai 5 Desember lalu. Masing-masing dengan jumlah maksimal pembelian 19 persen dari modal disetor, dengan jumlah dana maksimum pembelian adalah Rp 70 miliar. Pada periode pertama jumlah dana yang digunakan dipakai untuk buyback adalah Rp 2,178 miliar. Periode ke dua sebesar Rp 985 juta, dan period eke tiga Rp 268 juta. Sehingga total dana sisa alokasi buyback maksimum tiga periode adalah Rp 201,270 miliar. Kebijakan melakukan buyback ini sebenarnya telah disetujui oleh RUPS tanggal 19 Juni 2008 untuk melakukan pembelian kembali atas 5 persen dari jumlah saham yang ditempatkan di sector penuh. Jika dikalkulasikan sejak Juni, maka total pembelian buyback adalah Rp 9,095 miliar untuk 28.625.000 lembar saham. Aksi buyback saham itu sendiri adalah sebagai antisipasi atas kondisi pasar yang berpotensi krisis. Sampai dengan September 2008 ini jumlah saham BUDI yang beradar adalah 3.754.944.833 lembar dengan harga pasar Rp 240 per lembar.

BUDI adalah perusahaan yang bergerak pada produksi dan penjualan tapioca, asam sitrat, karung plastic, asam sulfat dan bahan kimia lain. Kinerja BUDI sampai triwulan III tahun 2008 terlihat cukup bagus. Pada pos laba bersih, tahun ini terjadi peningkatan sebesar 123 persen. Tahun 2008 laba bersih BUDI adalah Rp 70,128 miliar, sedang pada tahun 2007 adalah Rp 31,484 miliar. Pada pos penjualan juga tercatat nilai yang cukup fantastis yakni sebesar Rp 1.219.373.000.000 pada tahun 2008. Tahun 2007 sendiri penjualan bersih hanya mencapai Rp 933,682 miliar. Padahal pada sisi beban usaha juga terjadi kenaikan 26 persen yakni dari tahun 2007 Rp 49,243 miliar menjadi Rp 61,965 miliar. Begitu juga dengan jumlah kewajiban dan ekuitas yang menunjukkan kenaikan dari tahun 2007. Tahun ini jumlah kewajiban dan ekuitas BUDI adalah sebesar Rp 1.667.306.000.000, meningkat 20 persen dari 2007 yang sebesar Rp 1.389.576.000.000.

Sampai saat ini BUDI memiliki 7 anak perusahaan yakni PT Indo Bangna Prima yang bergerak pada bidang investasi, PT Budi Starch International, PT Budi Lumbung Ciptatani, PT Budi Saktira Starch ketiganya produsen tepung tapioca, PT Ve Wong Budi Indonesia produsen monosodium glutamate, PT Associated British Budi produsen glukosa dan fruktosa serta Budi Acid Jaya Singapore Pte. Ltd yang bergerak di bidang perdagangan.

Dalam beberapa tahun belakangan ini BUDI fokus dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bio Gas dengan kerjasama dari berbagai pihak. Salah satunya adalah proyek PLTBG di Gunungbatin Lampung Tengah. Proyek senilai USD 7 juta tersebut didanai dari pinjaman oleh Sumitomo Corporation senilai USD 3,5 juta dan sisanya dari pendanaan internal. PLTBG itu sendiri memiliki kapasitas sebesar 5,7 MW. Proyek-proyek yang dibangun di lokasi pabrik BUDI tersebut, nampaknya adalah bagian dari strategy BUDI untuk menekan beban biaya energy. Dengan memiliki PLTBG tersebut akan meningkatkan efisiensi biaya daripada jika menggunakan solar atau batubara.

No comments:

Blog Archive