Monday, December 15, 2008

Program Listrik 10.000 MW PLN
PT VOKSEL ELECTRIC TBK RAUP UNTUNG RP 400 MILIAR

JAKARTA - PT Voksel Electric Tbk dapatkan 60 persen proyek transmisi dari program pembangunan PLTU 10.000 MW oleh PLN. "Tahun ini beberapa proyek tersebut telah kita supply, nilainya sekitar Rp 400 miliar" kata Heru Gondokusumo, Direktur Marketing Voksel, Senin (15/12). Supply itu sendiri sendiri berupa konduktor untuk kebutuhan transmisi listrik.

Selama ini produk yang menjadi andalan dari Voksel adalah alumunium conductor. Ke depan Voksel sendiri masih optimis mendapatkan besaran yang sama untuk proyek yang sama pula. “Tahun 2009 pembangunan PLTU kan masih berlanjut, seperti di Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Kalimantan” kata Heru.

Sejauh ini pasar produk Voksel memang dominan lokal. Komposisi per September adalah 62,8 persen pasar lokal, dan 37,2 persen pasar ekspor. "Tahun depan kita akan upayakan peningkatan ekspor menjadi 45 persen" kata Heru. Senada dengan Heru, Ferry Tjandrawinata, Dirut Voksel, mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan penjajakan ekspor ke negara-negara Timur Tengah. "Selama ini pasar Voksel memang lebih banyak di Timur Tengah seperti Dubai" kata Ferry.

Namun Ferry juga mengatakan bahwa tahun depan pasar Dubai kemungkinan akan turun. Sehingga pihaknya mengupayakan untuk mencari pasar baru di negara-negara yang masih dalam tahap pertumbuhan dan mendapat windfall profit dari penurunan harga minyak. "Sejak Juli lalu sudah kita lakukan penjajakan di 4 negara Timur Tengah" lanjutnya.

Adanya penurunan harga minyak memang tak diragukan lagi ikut berpengaruh pada kinerja Voksel. Demand dari Timur Tengah diprediksi akan turun akibat turunnya harga minyak. Lain halnya dengan beberapa bulan lalu ketika harga minyak sempat mencapai peak. Tercatat penjualan bersih Voksel per 30 September 2008 mencapai Rp 1,566.82 triliun. Jumlah tersebut naik drastis 59,8 persen dari tahun 2007 yang hanya sebesar Rp 980.66 miliar.

Ferry mengakui bahwa selama ini faktor yang paling berpengaruh pada kinerja Voksel adalah harga bahan baku dan volatilitas nilai tukar. "Bahan baku utama kita adalah copper dan alumunium yang dipengaruhi harga energi serta PE dan PVC yang merupakan derivatif minyak" jelasnya. Karena itulah tahun depan Voklsel telah membuat forecast dengan skenario harga alumunium USD 2.250/ton, copper di USD 4.500/ton dan kurs pada level Rp 11.000/dollar. Dengan skenario terbut Voksel memperkirakan dalam kondisi terburuk maka penjualannya akan turun 30 persen menjadi Rp 1,7 triliun. "Namun jika kondisinya bagus kita perkirakan ada kenaikan penjualan 10 persen menjadi 2,1 triliun"papar Ferry. Sampai akhir tahun 2008 ini sendiri Voksel memperkirakan penjualan sebesar Rp 2,2 triliun. Dari skenario tersebut Voksel juga memperkirakan EBITDA 2009 pada kondisi terburuk adalah Rp 94 miliar dan pada kondisi bagus sebesar Rp 113 miliar. Posisi EBITDA sampai dengan September 2008 sendiri adalah Rp 85,46 miliar.

Tahun 2009 sendiri Voksel menganggarkan capex sebesar USD 3,6 juta. Jumlah tersebut lebih sedikit dari capex 2008 sebesar USD 10 juta. "Dana itu akan kita gunakan untuk perbaikan mesin, overhaul, dan penggantian pembangkit listrik ke gas" kata Ferry. Sampai dengan triwulan III 2008, kinerja Voksel mengalami peningkatan. Pada pos aktiva lancar, Q3 2008 sebesar Rp 984,42 milliar. Naik 82 persen dari 2007 sebesar Rp 540,75 miliar. Laba bersih Q3 2008 adalah sebesar Rp 45,17 miliar, naik 1 persen dari tahun 2007 sebesar Rp 44,71 miliar. Namun pada pos kewajiban lancar terjadi kenaikan yang cukup signifikan. Tahun 2007 kewajiban lancar adalah sebesar Rp 336,54 miliar. Namun Q3 tahun ini, pos tersebut terisi Rp 808,07 miliar atau naik 140,1 persen. Voksel memang telah mendapatkan komitmen dari Bank BNI dengan plafon senilai USD 63 juta. Menurut Direktur Keuangan Voksel, Linda Lius, saat ini dana tersebut sudah digunakan sebesar USD 35 juta untuk refinancing, LC dan Bank guarantee. "Kita juga mendapat pinjaman lagi dari BNI dalam bentuk Kredit Modal Kerja (KMK) kurang lebih USD 9,6 juta" lanjutnya.

Tahun 2009 sendiri dihadapi manajemen Voksel dengan cukup optimis. “Adanya kebijakan pemerintah yang akan fokus pada sektor riil khususnya pembangunan infrastruktur adalah hal yang bagus untuk kita” Kata Ferry. Pemerintah memang berencana menganggarkan dana Rp 35,7 triliun untuk pembangunan infrastruktur di tahun 2009. Termasuk di dalamnya adalah kelanjutan program pembangunan listrik 10.000 MW.





No comments:

Blog Archive