Tuesday, December 23, 2008

Rambah Berbagai Sektor
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES TBK SAMBUT 2009 DENGAN EKSPANSI

JAKARTA – Menghadapi tahun 2009, ekspansi besar-besaran akan ditempuh PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS). Salah satunya adalah rencana akuisisi salah satu perusahaan kontraktor pengeboran minyak di Indonesia. “Kita sedang dalam tahap pendekatan dengan perusahaan itu” kata Usman H Darus, Presiden Direktur OKAS, Senin (23/12).

Namun begitu, Usman belum bersedia memberikan keterangan perusahaan mana yang akan menjadi target akuisisinya. Ia hanya menyampaikan bahwa perusahaan tersebut adalah perusahaan lokal yang memiliki potensi bagus. “Mereka berpengalaman lebih dari 25 tahun, dan mengoperasikan 11 on-shore rigs, 10 persen on-shore rigs yang ada di Indonesia” terangnya. Perusahaan tersebut juga menjadi penyedia jasa pelayanan pemeliharaan bagi perusahaan lain. Usman menargetkan proses ini selesai di bulan Juni atau Juli 2009.

Rencana ekspansi lainnya adalah upaya kepemilikan atas Kuasa Penambangan (KP) batubara di Kalimantan. Targetnya adalah KP dengan cadangan batubara besar dan dengan nilai kalori di atas 6.000 Kcal/kg. Menurut Usman, saat ini pihaknya tengah dalam proses due dilligent dengan 5 pengelola atau pemilik KP. Opsi yang ditawarkan adalah dengan akuisisi penuh atau berupa KSO. “Kita berupaya semuanya bisa kita dapatkan paling tidak sampai kuartal I 2009” paparnya.

Rencana ini adalah konsekuensi dari tawaran agency batubara oleh 3 perusahaan asal Jepang dan Malaysia. Bahkan perusahaan asing tersebut juga telah menawarkan kerjasama joint venture untuk membuat perusahaan yang juga bergerak di bidang pertambangan.

Perusahaan mitra dagang tersebut telah memberikan jaminan melalui perjanjian pengambilan pasti (off-take agreement) dari hasil produksi KP batubara OKAS. Besarnya permintaan off-take dari masing-masing perusahaan diperkirakan, untuk perusahaan asal Jepang sebesar 1 s/d 3 juta MT per tahun. Sementara itu 2 perusahaan asal Malaysia masing-masing meminta 0,6 s/d 1 juta MT per tahun dan 5 s/d 7 juta per tahun. Bulan Januari 2009 direncanakan akan menjadi transaksi pertama kerjasama agency OKAS. Total volume pengiriman tahun 2009 sendiri ditargetkan sebesar 1 juta sampai 3 juta MT per tahun. “MoU sampai sekarang memang belum ada, tapi kami tetap yakin akan terlaksana” kata Usman.

Belum cukup sampai di situ, OKAS juga telah merencanakan untuk membangun bisnis baru di sector waste management (pengelolaan sampah). Untuk rencana ini, OKAS telah melakukan penjajakan dengan di beberapa daerah di Sumatera dan Jawa. Khusus lokasi wasted company di Sumatera, OKAS telah melakukan kerjasama dengan Pemerintah Kota setempat. Kerjasamanya tertuang dalam perjanjian konsesi pengoperasian pengelolaan sampah dari hulu sampai hilir. “Tahap awal kita di Sumatera dulu, baru setelah perkembangan bagus kita mulai garap yang di Jawa” jelas Usman. Bisnis ini nampaknya akan sangat menguntungkan, karena disamping dukungan dari pemerintah, partisipasi mendapatkan karbon kredit dari PBB melalui clean development mechanism, juga bisa dikonversi menjadi nilai materiil.

Ekspansi Anak Usaha
Saat ini OKAS memiliki 2 anak usaha yakni PT Navindo Geosat dan PT Multi Nitrotama Kimia (MNK). Kepemilikan sahamnya masing-masing sebesar 99 persen dan 40 persen. Khusus untuk MNK, OKAS baru memilikinya Oktober lalu. Kala itu OKAS melakukan PUT I dalam rangka HMETD sebanyak 832.500.000 saham dengan harga Rp 170 per saham. Seluruh dana yang diperoleh dari right issue tersebut digunakan untuk membeli 40 persen saham MNK. MNK sendiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi, import dan distribusi ammonium nitrat. Bahan baku eksplosif komersil ini banyak digunakan untuk mendukung kegiatan pertambangan, industri semen dan konstruksi lainnya. Pasar ammonimum nitrat MNK saat ini menjadi yang terbesar di tanah air dengan 70 persen market share. Kapasitas produksinya mencapai 37.000 MT per tahun.

Melalui MNK, OKAS juga akan melakukan kebijakan ekspansi, walaupun kepemilikan sahamnya hanya 40 persen saja. Sebagai pemegang saham pengendali MNK, OKAS telah menetapkan akan membangun pabrik baru, guna memenuhi permintaan ammonium nitrat yang semakin meningkat. Rencananya pabrik baru tersebut akan dibangun di Cikampek dengan perkiraan kebutuhan dana USD 56,5 juta. “Core business kita tetap pertambangan, namun kita berusaha membuatnya integrated” jelas Usman.

Mekanisme pendanaannya sendiri akan diupayakan melalui kas internal, pembiayaan bank serta penerbitan obligasi. “Yang pasti tidak lebih dari 70 persen pendanaan dari bank atau obligasi” kata Aulia M Oemar, Direktur Keuangan dan Administrasi MNK. Menurutnya hal yang paling feasible dilakukan saat ini adalah melalui penerbitan obligasi. “Tapi tetap kita kaji apakah melalui pinjaman bank, penerbitan obligasi atau kombinasi keduanya” tambahnya. Untuk bahan baku industri, selama ini MNK mendapat pasokan dari PT Pupuk Kujang, pemegang 30 persen saham MNK. Dengan selesainya proyek tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi ammonium nitrate sebesar 100.000 MT per tahun. Sehingga ditargetkan akan diperoleh produk ammonium nitrate sebanyak 137.000 MT per tahun dari MNK.

Sebagai akibat dari konsolidari MNK dengan OKAS, pos penjualan bersih OKAS terjadi kenaikan sebesar 6.753 persen. Sebelumnya pada 2007 penjualan bersih adalah Rp 11 miliar, namun kini menjadi Rp 753 miliar. Konsolidasi tersebut juga membuat aktiva OKAS naik menjadi Rp 606 miliar di tahun 2008, setelah di tahun 2007 hanya Rp 25 miliar. Sampai Oktober tahun 2008 posisi net cash adalah Rp 126 miliar, karena memang OKAS tidak memiliki hutang bank. Dalam 5 tahun belakangan tren yang dicapai OKAS cukup positif. Laba kotornya tahun 2004 sebesar Rp 624 juta terus naik hingga tahun ini mencapai Rp 160 miliar.


No comments:

Blog Archive