Friday, December 5, 2008

CAPEX PAN BROTHERS TEMBUS US$ 50 JUTA

JAKARTA - PT Pan Brothers Tbk (PBRX) menganggarkan capex USD 50 juta sampai dengan tahun 2012. Dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan usahanya. Dana itu sendiri dialokasikan sebanyak 20 juta untuk PBRX dan 30 juta untuk PT Pancaprima Ekabrothers. PT Pancaprima Ekabrothers adalah anak perusahaan dari PBRX yang sama sama bergerak di bidang industri pakaian jadi. Namun PT Pancaprima Ekabrothers lebih mengkhususkan diri dalam produksi jaket.


Rencananya PBRX akan menggunakan 60 persen dari dana tersebut untuk pengembangan pabrik baru di daerah Solo. Sebelumnya PBRX juga telah memiliki pabrik yang berlokasi di Solo dan Tangerang. Pabrik baru ini sudah beroperasi namun masih terus akan dikembangkan. "Sampai saat ini pengembangannya sudah mencapai 40 persen"demikian yang disampaikan Fitri Ratnasari Hartono, Finance Director PBRX, Jumat (5/12). Komitmen dana 20 juta itu sendiri menurut Fitri belum dicairkan sama sekali. Ia mengakui bahwa perusahaan masih akan wait and see khususnya pada pos sales, untuk rencana pengembangan selanjutnya.

Capex tersebut didanai dari pinjaman oleh Bank HSBC dan Standard Chartered Bank dengan jaminan tanah, gedung dan peralatan yang dibeli. Untuk PT Pancaprima Ekabrothers rencananya akan menggunakan dana capex sebesar 30 juta yang didanai dari fasilitas pinjaman dari Citibank. Pada periode 2007-2008 ini capex yang telah direalisasikan adalah sebesar USD 18 juta.

Selama ini penjualan PBRX dikhususkan ke pasar ekspor. Dengan 70 persen untuk pasar Amerika, 25 persen pasar Eropa dan sisanya dipasarkan diberbagai negara. Tahun 2009 sendiri buyers asal Amerika diperkirakana akan menurunkan permintaan pada produk garmen sebesar 20 persen. Namun PBRX tidak terlalu khawatir akan masalah ini karena PBRX saat ini termasuk top produsen. Ludijanto Setijo, Vice President PBRX mengatakan bahwa biasanya buyers hanya akan memotong permintaan dari produsen-produsen kecil. Sehingga PBRX sama sekali tidak akan terpengaruh seandainya kondisi tersebut terjadi. "Kita proyeksikan penjualan kita ke depan tidak akan turun" katanya. Untuk sistem transaksi sendiri PBRX menerapkan pembayaran diterima 6 bulan dimuka. Saat ini PBRX juga telah menerima komitmen tersebut. "Sampai juni 2009 penjualan kita masih aman"jelas Ludijanto.

Ia juga mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan riset guna menghasilkan produk yang lebih kompetitif. "Tahun depan cost making akan naik sekitar 8-9 persen, namun FOB tetap"katanya. Total produksi dari PBRX rata-rata adalah 2 juta pieces per bulan. Besarnya produksi sendiri sangat tergantung dari permintaan pasar, karena di Eropa dan Amerika ada 4 musim yang berbeda.

Selama 9 bulan tahun ini penjualan PBRX telah mencapai Rp 1.393,025 miliar. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dari tahun 2007 untuk periode yang sama. Pada 9 bulan pertama tahun 2007 penjualan PBRX adalah Rp 1.239,630 milar. PBRX memproyeksikan penjualan sampai akhir tahun 2008 ini sebesar Rp 1.802,03 miliar. Pada pos laba bersih selama 6 bulan pertama 2008 adalah sebesar Rp 18,947 miliar. Sedikit mengalami kenaikan dari 2007 sebesar Rp 18,319 untuk periode yang sama. PBRX mengakui bahwa kinerjanya akan banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena produknya untuk tujuan ekspor. Hal ini pula yang mendorong PBRX melakukan outsourcing untuk produk baru dengan perusahaan yang terkena dampak pemotongan oleh buyers. "Ini agar produk range kita menjadi banyak, namun tetap pada range yang aman"jelas Ludijanto. Selain itu guna meningkatkan pelayanan kepda konsumen, PBRX telah membuka representative office di Hongkong dan Singapura. Ke depan representative office ini akan melayani seperti jika buyers membeli dari importir namun dengan jumlah yang lebih sedikit.

Analis : Ketut Tri Bayuna Bali Securities
Industri garmen ke depan sepertinya kurang menjanjikan. Apalagi untuk ekspor Amerika dan Eropa. Karena banyak yang mengatakan bahwa resesi yang terjadi di amerika dan eropa akan berjalan dalam jangka waktu yang agak lama. Pertumbuhannya akan seperti Jepang saat ini yang masih di bawah 1 persen. Perusahaan seharusnya bisa melakukan diversifikasi pasar disamping me maintain pasar yang sudah ada. Langkah-langkah pengamanan juga harus ditempuh antara lain dengan menekan fixed cost. Karena pos ini akan langsung berhubungan dengan earnings disamping penjualan. Menjaga pasar dan penjualan akan menjadi tugas utama dari perusahaan. Industri garmen hampir sama dengan property. Adanya penurunan demand akan mempengaruhi pada harga sahamnya. Rekomendasi SELL.

No comments:

Blog Archive