Monday, December 1, 2008

Sisa Utang 30 Miliar
PT BHUWANATALA INDAH PERMAI TBK RENCANAKAN RESCHEDULLING

JAKARTA – PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk (BIPP) berencana reschedulling utang pada PT Bank Lippo Tbk. Utang senilai Rp 30 miliar itu adalah fasilitas pinjaman yang diberikan oleh PT Bank Lippo Tbk kepada PT Asri Kencana Gemilang, anak usaha BIPP. “Jatuh tempo utang itu sebenarnya masih tahun 2011, tapi kita rencana ada penjadwalan ulang” kata Hengki Heriandono, Corporate Secretary BIPP, Senin (1/12).

Pada tahun 2005 PT Asri Kencana Gemilang memang mendapat fasilitas pinjaman angsuran tetap sebesar Rp 50 miliar dari PT Bank Lippo Tbk dengan jangka waktu 5 tahun. Namun pada April 2007 PT Bank Lippo Tbk mengenakan denda atas tunggakan pembayaran pokok dan bunga sebesar Rp 831.012.466. Tapi kemudian oleh PT Bank Lippo denda dikurangi shingga hanya menjadi Rp 498.012.466.

Hengki menambahkan bahwa untuk BIPP sendiri, sejauh ini tidak mempunyai komitmen utang dengan Bank manapun. Tahun 2009 BIPP tidak memasang target pertumbuhan. “Kita hanya aka fokus mengurangi kerugian dari tahun lalu” jelas Hengki. Tahun 2007 dan 2008 memang menjadi tahun yang berat bagi BIPP. Rugi bersih pada tahun 2007 adalah Rp 4.761.016.480. Namun terjadi peningkatan kinerja di tahun 2008, sehingga kerugian dapat dikurangi menjadi Rp 2.770.007.085. Menurut Hengki kerugian yang diderita BIPP adalah akibat dari akumulasi kerugian tahun-tahun sebelumnya. Untuk menguatkan struktur keuangan perusahaan, Agustus lalu BIPP telah melepas seluruh kepemilikan sahamnya di PT Suryagajah Maspertiwi (SGM), kepada PT Aristiara Mulia. Transaksi senilai Rp 95,385 miliar ini akan selesai tahun ini. Hengki sendiri belum bisa memastikan penggunaan dana itu untuk pada pos apa saja. “Tapi yang pasti dana tersebut digunakan untuk pengembangan usaha BIPP” kata Hengki.

Bisnis Baru
Awal tahun 2008 ini BIPP mulai mengoperasikan salah satu bidang usahanya yang baru, yakni penyewaan kapal. Akhir 2007 lalu BIPP telah menginvestasikan dana Rp 20 miliar untuk membeli 2 kapal Phinisi. Kapal wisata tersebut saat ini dioperasikan di Ambon dan di Bali. Dengan sewa kamar USD 400 per malam membuat BIPP merasa optimis terhadap bisnis barunya itu. “Tahun 2009 malah sudah banyak wisatawan asing yang booking kapal kita” aku Hengki.

Sebelumnya BIPP juga telah lama mengelola usaha persewaan gedung “Graha BIPP” di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Tingkat occupancy nya saat ini telah mencapai 96 persen. BIPP berencana mengoptimalkan manajemen gedung tersebut guna mendongkrak pendapatan perusahaan.

Sampai dengan Q3 2008 ini kinerja BIPP tak bisa dipungkiri juga terkena imbas krisis financial. Kewajiban lancar tahun ini naik 23 persen, menjadi Rp 68.735.161.768. Tahun sebelumnya pos tersebut bernilai Rp 55.933.568.634. total aktiva yang dimiliki BIPP tahun ini menjadi Rp 267.357.777.062. Sedikit mengalami penurunan dari 2007 yang sebesar Rp 277.864.611.559. Pendapatan tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 42 persen. Pendapatan 2007 adalah Rp 15.854.783.331 namun pada 2008 naik menjadi Rp 22.528.056.848. Namun begitu pos beban usaha pada Q3 2008 juga mengalami kenaikan. Tahun 2007 beban usaha adalah Rp 5.629.217.866, namun tahun 2008 naik menjadi Rp 8.895.957.253. Di lantai bursa saat ini, saham BIPP dijual pada level Rp 50 per lembar saham.

No comments:

Blog Archive