Friday, December 5, 2008

SARA LEE OPTIMIS PENJUALAN NAIK 10 PERSEN


JAKARTA – PT Sara Lee Body Care Indonesia Tbk (PROD) targetkan penjualan naik 10 persen tahun depan. Keyakinan ini diungkapkan oleh Johnson Parhusip, corporate secretary PROD. Menurutnya, hal yang mendasari semua itu adalah adanya push target dari share holder yakni Sara Lee/DE NV anak usaha dari PT Sara Lee Corporation USA. Lembaga ini saat ini menguasai 89,3 persen saham PROD.


Guna mendukung pencapaian target tersebut PROD telah menginvestasikan uang pada beberapa pos. Beberapa peralatan produksi telah diperbaharui, yang semula menggunakan tenaga manual kini diganti dengan mesin. Pelaksanaannya sendiri telah dimulai awal tahun 2008 dengan memakan biaya Rp 1,5 miliar. Selain melalui optimalisasi mesin baru, Sara Lee juga menggiatkan promosi atas produk-produknya. “Tahun 2009 nanti alokasi untuk promosi ada kurang lebih 20 miliar” kata Johnson.


Produk yang menjadi unggulan dari PROD sendiri adalah produk dengan merek dagang “SHE”. Tahun 2008, Produk cologne wanita ini mengalami pertumbuhan 4 persen atau senilai Rp 2,561 miliar. Namun belakangan produk ini mendapat persaingan ketat dari PT Mandom Indonesia Tbk yang dulu bernama PT Tancho Indonesia. PROD sendiri mengakui pertumbuhan yang ditargetkan untuk produk “SHE” adalah 10-20 persen. Untuk menyiasatinya PROD memfokuskan diri untuk membuat peroduk tersebut dengan kemasan baru sesuai pasar. Salah satunya adalah produk SHE mini yang diakui Johnson mendapat respon yang baik dari konsumen. Strategy lain yang ditempuh oleh PROD adalah dengan push target pada produk Zwitsal. Produk ini tahun ini mengalami peningkatan sebesar 17 persen berdasar volume dan 25 persen secara value. Nilainya sendiri mencapai Rp 15,655 miliar.


Namun Johnson menyatakan bahwa tahun depan PROD tidak akan melakukan diversifikasi produk. PROD hanya akan menjaga efisiensi produk. “Kalau penjualannya turun tentu kita juga akan mengurangi promosi produk tersebut” kata Johnson. Penjualan produk-produk PROD saat ini adalah 25 persen untuk ekspor dan 75 persen untuk pasar dalam negeri. Untuk bahan baku sendiri saat ini komposisinya adalah 25 persen impor dan 75 persen local. Johnson menambahkan bahwa komposisi ini bisa saja berubah sewaktu-waktu. Apa lagi dengan kenaikan nilai tukar yang menyebabkan pembelian biaya bahan baku impor mengalami peningkatan. “Yang mana yang menawarkan harga bagus, itu yang kita ambil” jelasnya. Strategi ini membawa hasil yakni penurunan presentase harga pokok penjualan terhadap penjualan menjadi 72 persen dari sebelumnya 77 persen.


Kinerja PROD pada tahun fiscal 2008 ini menunjukkan performa yang cukup baik. Pertumbuhan penjualan tahun ini adalah 10,2 persen dan memperoleh keuntungan sebelum pajak sebesar Rp 58,168 miliar. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 16,7 persen dari tahun lalu. Penjualan mencapai Rp 238,6 miliar atau tumbuh 10,2 persen dari tahun lalu yang hanya sebesar Rp 216,5 miliar. Kenaikan ini menurut PROD adalah dampak dari peningkatan ekspor sebesar 9 persen dan kenaikan harga pasar dalam negeri sebesar Rp 216,5 miliar. Harga saham PROD di lantai bursa berada pada level Rp 2.250 per lembar. Nampaknya akan ada indikasi bahwa PROD akan melakukan go private. Johnson sendiri belum bisa memberikan pernyataan tentang masalah itu. Ia hanya mengatakan bahwa sebenarnya PROD tidak berniat untuk listing di bursa. Namun karena pada waktu itu ada peraturan yang mengharuskan perusahaan yang berdiri minimal 15 tahun harus listing minimal 25 persen sahamnya, maka Sara Lee akhirnya listing pertama di BES kala itu. “Kini peraturan tersebut sudah tidak ada saham kita sekarang kan banyak diperjualbelikan di bawah tangan saja” kata Johnson.

No comments:

Blog Archive