Sunday, December 14, 2008

Beli 11 Persen Saham Pendopo
PT DARMA HENWA TBK HARAPKAN LEVERAGE SAHAMNYA

JAKARTA – Pembelian 11 persen saham Pendopo Coal Ltd oleh PT Darma Henwa Tbk (DEWA) adalah sebagai upaya leverage atas saham DEWA. Hal tersebut disampaikan Corporate Secretary DEWA, Muhammad Baskoro, kepada Indonesia Business Today Minggu (14/12).

Dengan adanya kepemilikan saham atas Pendopo Coal Ltd tersebut Baskoro mengharapkan mengurangi ketergantungan DEWA pada pihak lain dalam operasionalnya. “Dengan konsesi yang kita miliki seperti kontraktor dan lainnya, ke depan akan membuat perusahaan semakin mandiri” katanya. Selain itu, adanya transaksi ini adalah salah satu upaya peningkatan kinerja perusahaan.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, bahwa pada 5 Desember 2008 HENWA melalui anak usahanya PT DH Energy telah melakukan transaksi pembelian terhadap 11 persen saham Pendopo Coal Ltd. Pembelian 11 persen saham Pendopo Coal Ltd tersebut bernilai USD 5,5 juta. DEWA juga telah menandatangani shares option agreement yang menyatakan bahwa DEWA memiliki opsi untuk melakukan pembelian lagi 50 persen sampai 60 persen saham tambahan.

Baskoro sendiri mengatakan bahwa kondisi ekonomi sekarang mungkin sedang tidak bagus, karena itu perlu berhati-hati dalam melakukan corporate action. Namun walaupun begitu ia cukup yakin bahwa sektor pertambangan khususnya batubara masih dalam kondisi yang bagus. “Dibanding harga minyak yang anjlok, batubara masih cukup stabil harganya sekitar 70-80 Dollar per ton” jelasnya. Harga batubara memang sempat mengalami penurunan periode 2007. Namun pada akhir Desember 2007 harganya terus mengalami kenaikan. Januari 2008 harga batubara mencapai level Rp 310.000 per ton . Bulan Februari naik menjadi Rp 320.000 per ton. Awal Desember ini harganya telah mencapai Rp 550.000 per ton. Harga minyak sendiri saat ini berada pada kisaran USD 45 per barrel.

Permintaan batubara sendiri ke depan nampaknya masih cukup bagus. Seiring dengan adanya proyek coal fired power plant steam (PLTU Batubara) 10.000 MW yang dicanangkan PLN. Proyek senilai Rp 130 triliun itu sendiri mulai dikerjakan sejak September 2006 lalu. Dan diperkirakan akan mulai beroperasi awal tahun 2009. Hal ini tentu saja menjadi sinyal positif bagi produsen batubara termasuk DEWA. “Tahun depan kita targetkan untuk meningkatkan produksi namun belum ada kepastian angkanya” jelas Baskoro. Sampai dengan Akhir tahun 2008 ini DEWA mentargetkan untuk mencapai produksi batubara sebesar 6 juta metric ton. “Per Desember ini produksi kita telah mencapai sekitar 5,7 metrik ton, jadi cukup feasible” lanjut Baskoro.

Kinerja DEWA sampai paruh pertama tahun ini, terbilang bagus. Laba bersih yang berhasil dibukukan adalah sebesar USD 3,45 juta. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 30 persen dari tahun 2007. Tahun 2007 sendiri laba bersih DEWA adalah USD 2,41 juta. Hal ini sendiri didukung oleh oleh laba sebelum taksiran perseroan yang meningkat 39,46 persen dari USD2,81 juta per Juni 2007 menjadi USD4,65 juta per Juni 2008. Pencapaian laba bersih ini cukup bagus mengingat pada pos pendapatan DEWA terjadi penurunan sebesar 6 persen. Paruh pertama tahun 2008 pendapatan DEWA adalah USD 105,69 juta. Sebelumnya di tahun 2007 pendapatannya adalah USD 112,53 juta.

Analis (Andrew Siahaan/Reliance Securities)
Adanya akuisisi tersebut cukup bagus bagi internal DEWA, karena membuktikan bahwa fundamental keuangannya cukup bagus. Adanya upaya leverage yang dilakukan sudah tepat karena dengan adanya akuisisi tentu akan berpengaruh pada kinerja. Kinerja yang bagus akhirnya akan berpengaruh pada fundamental perusahaan. Fundamental perusahaan inilah yang akan tercermin pada harga saham walaupun tidak secara direct. Namun yang harus diperhatikan adalah situasi ekonomi sekarang yang membuat pasar tertekan dan akhirnya mempengaruhi investor. Ke depan pertambangan masih akan mengalami penurunan termasuk batubara. Apalagi jika pasarnya adalah ekspor. Penurunan pertumbuhan ekonomi di negara-negara tujuan akan membuat demand juga terpangkas. Proyek PLTU 10.000 MW bisa jadi merupakan berita bagus bagi DEWA jika memang DEWA mendapat jatah dari proyek tersebut. Jadi harus dilihat portofolio pasar DEWA. Sebaiknya investor wait and see bila ingin membeli saham ini. Menunggu hingga terjadi perkembangan bagus adalah tindakan yang tepat. Diperkirakan perbaikan pada sektor ini akan terjadi mulai Q3 dan Q4 tahun 2009.

No comments:

Blog Archive