Friday, January 9, 2009

Tandatangani MoU Dengan Forkommat
PT BAKRIE TELECOM TBK INCAR SEGMEN KOMUNITAS

JAKARTA – Bakrie Telecom Tbk (BTEL) perkuat pasarnya melalui segmen komunitas. Terbukti dengan digandengnya Forkommat (Forum Komunikasi Mahasiswa dan Masyarakat Tegal) sebagai salah satu partner, dengan ditandatangani MoU antara BTEL dan Forkommat, Jumat (9/1).

Menurut Rahmat Junaidi, Direktur Corporate Services BTEL, hal ini adalah upaya BTEL untuk memperkuat penetrasi pasar produk Esia nya. Bentuk kerjasama yang dilakukan adalah layanan telepon gratis bagi anggota Forkommat jika nomor Esia mereka di top up minimal Rp 25.000 per bulan. Ia mengatakan bahwa justru dengan menggarap pasar komunitas maka BTEL dapat melakukan efisiensi pemasaran.

“Komunitas kan yang kita cari adalah loyalitasnya, dan ternyata sambutannya cukup bagus” jelasnya. Senada dengan Rahmat, Ketua Forkommat, Muhammad Jumadi mengatakan bahwa sebelum MoU ditandatangani, bahkan sudah ada 1.120 orang dari 80.000 anggotanya yang melakukan aktivasi Esia. “Itu belum termasuk keluarga, jumlahnya bisa lebih besar lagi” ungkapnya.

Menurut keterangan, total pelanggan BTEL sampai tahun 2008 telah mencapai 7 juta pelanggan. “Tahun ini kita targetkan bisa mencapai 10,5 juta pelanggan” kata Rahmat. Untuk tahun 2009 ini BTEL juga masih akan fokus pada pengembangan wilayah coverage nya. Sejauh ini sudah 55 kota yang dijangkau oleh layanan BTEL. “Kita terus menjajaki potensi yang ada di setiap daerah, kerjasama ini juga sebagai langkah pengembagan konsumen” kata Noorman Iljas, Corporate Communication BTEL.

Untuk capex yang dianggarkan Rahmat menyatakan bahwa pihaknya belum berniat melakukan revisi. Rencananya BTEL akan menganggarkan capex senilai USD 600 juta sampai dengan tahun 2010. Sejumlah USD 300 juta telah didapatkan dari hasil right issue tahun lalu. Sebanyak USD 150 juta akan diambilkan dari kas internalnya, sedang sisanya USD 150 juta akan diperoleh dari vendor financing. “Vendor Financing kita adalah Huawei” jelas Rahmat.

Sementara itu secara terpisah Direktur Keuangan BTEL, Jastiro Abi, menyampaikan bahwa dana internal sebesar USD 150 juta tersebut akan diperoleh dari tender penjualan BTS BTEL. BTEL memang berencana menjual 543 BTS nya pada November tahun lalu, dengan perincian penjualan 123 menara greenfield dan 420 menara rooftop. Semuanya telah disetujui oleh RUPS BTEL. Saat ini masih dalam proses tender dengan enam perusahaan, diantaranya adalah Power Telecom dan Towers Telecom. “Kita berharap tender ini akan selesai akhir Januari ini” jelasnya. Dari penjualan menara itu diperkirakan BTEL akan memperoleh dana sebesar Rp 380,22 miliar. Ia juga menambahkan bahwa saat ini pihaknya masih mengkalkulasi proyeksi pendapatan tahun 2009 termasuk dari hasil kerjasama dengan komunitas tersebut. “Hitungannya sudah dilakukan tapi masih menunggu perkembangan karena kondisi saat ini sedang sulit” ungkapnya.

Ditanya lebih jauh tentang kabar adanya rencana konsolidasi beberapa operator CDMA, Jastiro mengatakan bahwa pihaknya tak terlalu khawatir dan tetap akan fokus pada penggarapan pasar sehingga target 10,5 juta pelanggan di tahun 2009 , dan 14 juta pelanggan di tahun 2010. Ketika ditanya apakah ada kemungkinan perubahan susunan kepemilikan saham BTEL, Jastiro mengakui tak bisa memberikan komentar apa-apa. Menurutnya pihaknya saat ini hanyalah pelaksana operasional saja, semua terserah RUPS. Sebagaimana diketahui bahwa saat ini komposisi pemegang saham BTEL adalah PT Bakrie & Brothers Tbk sebesar 22,43 persen, PT Sinar Mas Sekuritas sebesar 6,2 persen dan Credit Suisse Singapore sebesar 8,08 persen, sementara sisanya beredar di publik. Sebelumnya memang sempat tersiar kabar bahwa PT Sinar Mas Multiartha Tbk akan membeli saham BTEL, indikasinya adalah adanya porsi saham 6,2 persen PT Sinar Mas Sekuritas di BTEL. Namun sampai sekarang kabar tersebut tak terbukti kebenarannya dan mendapat bantahan dari kedua pihak terkait.

Sejauh ini BTEL juga masih terlibat dalam tender Palapa Ring sebagai anggota konsorsium tergabung dengan PT Indosat Tbk, PT Exelcomindo Pratama Tbk, Telkom Tbk. Palapa Ring adalah proyek pemerintah senilai USD 180 juta untuk membangun infrastruktur serat optic bawah laut sebagai backbone jaringan internet internasional kawasan Indonesia Timur. Anggota konsorsium mendapat porsi sebesar USD 90 juta untuk PT Telkom Tbk, dan masing-masing sebesar USD 30 juta untuk BTEL, PT Indosat Tbk, dan PT Exelcomindo Pratama Tbk. “Dengan pagu USD 180 juta saat ini masih dalam proses tender dengan Alcatel, NSW, Taico, dan NEC” jelas Rahmat Junaidi.

No comments:

Blog Archive