Friday, January 30, 2009

SEMEN GRESIK ANGGARKAN CAPEX USD 390 JUTA TAHUN INI

JAKARTA – PT Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR) akhirnya resmi mereviesi capex nya.. Namun menurut Direktur Utama SMGR, Dwi Soetjipto, kebijakan tersebut diambil perseroan guna melakukan efisiesi usaha yang masih terpengaruh krisis ekonomi global. Perubahan capex tersebut juga telah mendapat persetujuan dari RUPSLB SMGR pada Jumat (30/1).

Sebelumnya, sesuai dengan hasil RUPSLB Desember 2007, SMGR menganggarkan capex sebanyak USD 1,6 miliar untuk empat tahun berikutnya. Capex tersebut sedianya digunakan untuk pengembangan beberapa proyek baru antara lain, pembangunan 10 unit pembangkit listrik dan dua pabrik baru. 

Rencananya pembangunan 10 unit pembangkit listrik berkapasitas 410 MW itu dan pembangunan dua pabrik di Jawa dan Sulawesi akan menghabiskan dana USD 573 juta. Lokasi pembangunan pembangkit listrik sendiri direncanakan berada di Tuban, Indarung Padang dan Tonasa Sulsel. Namun belakangan akhirnya dari 10 proyek pembangkit listrik tersebut, hanya dua yang bisa diteruskankan pembangunannya. Lokasi pembangunan 2 pembangkit listrik berkapasitas 70 MW tersebut berada di Sulawesi. SMGR akan menginvestasikan USD 114 juta untuk dua pembangkitnya itu. Pelaksanannya sendiri akan dimulai Q1 tahun ini.

Menurut Dwi, alasan pembatalan pembangunan 8 pembangkit listrik tersebut karena pihak ke tiga sebagai partner ternyata tidak bisa menyediakan kewajibannya. Dengan adanya pembatalan tersebut maka capex SMGR sampai 2012 menjadi sekitar USD 1,3 miliar saja. Mengenai kelanjutan pembangunan pabrik di Jawa dan Sulawesi, Dwi meyakinkan bahwa budget nya tetap sesuai target awal. “Tidak ada ekskalasi anggaran proyek itu” ujarnya.

Lebih lanjut menurut Direktur Keuangan SMGR Cholil Hasan, penggunaan capex sebesar USD 1,3 miliar tersebut mayoritas akan terjadi di tahun 2009 dan 2010. “Sekitar 60 persen capex itu akan terpakai di 2009 dan 2010, dimana tahun ini akan terpakai 30 persennya” kata Cholil. Ia sendiri mengatakan, bahwa porsi dana internal untuk pembiayaan capex itu juga meningkat hingga lebih dari 40 persen dari sebelumnya 30 persen saja. Ia meyakinkan bahwa kas internal SMGR masih cukup kuat untuk itu. Ia menyebutkan angka Rp 3 triliun ketika ditanya posisi kas perseroan.

SMGR nampaknya juga kemungkinan akan meneruskan program buyback lagi. Hal tersebut tercermin dari pernyataan Dwi yang mengatakan bahwa perubahan harga saham SMGR juga menjadi fokusnya tahun ini. Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham SMGR tak beranjak dari posisi pembukaan Rp 3.475. SMGR memang telah menyelesaikan buyback periode 13 Oktober 2008 dan 9 Januari 2009, dengan realisasi pembelian 68,032 juta lembar saham senilai Rp 198,7 miliar. Jumlah tersebut setara dengan 1,147 persen saham beredar SMGR.

Terkait ekspansi luar negeri, SMGR mengakui pihaknya telah menunjuk Credit Suisse untuk bertindak sebagai advisornya. Ekspansinya sendiri kemungkinan masih berada di kawasan Asia Tenggara, karena menurut SMGR potensi usahanya lebih besar. Sementara itu kebutuhan batubara SMGR tahun ini, adalah sebesar 3 juta ton. Pasokannya sendiri akan diambil dari Sumatera dan Kalimantan. Batubara tersbut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi tiga pabriknya yang total berkapasitas 17.700.000 ton per tahun. Selama 2008 lalu, produksi semen SMGR mencapai 18,2 juta ton naik dari tahun 2007 yang hanya sebesar 17,1 juta ton. (gal)

Deni Hamzah/Pengamat Pasar Modal
Sektor semen walaupun diprediksi hanya akan tumbuh 3 persen namun masih cukup berpotensi. Apalagi kebijakan stimulus infrastruktur sudah akan diimplementasikan. Sektor properti juga kemungkinan akan membaik seiring dengan pemangkasan BI rate beberapa waktu lalu. Hal ini tentu akan membawa dampak positif bagi sektor semen. Untuk Semen Gresik, upaya melakukan ekspansi ke luar negeri merupakan salah satu langkah yang tepat. Untuk buybacknya sendiri nampaknya belum cukup efektif. Jika memang akan dilakukan buyback tahap II harus menunggu kondisi market yang tepat. Saat ini saham sektor semen paling bagus adalah dari Semen Gresik, Indocement, dan Holcim. Rekomendasi SMGR buy, INTP buy on weakness, SMCB hold.

No comments:

Blog Archive