Monday, January 19, 2009

Beli Dua Rig
PT RATU PRABU ENERGI TERBITKAN OBLIGASI RP 500 MILIAR

JAKARTA – Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) berencana menerbitkan obligasi lokal senilai Rp 500 miliar. Obligasi tersebut akan diterbitkan melalui anak perusahaannya PT Lekom Maras yang bergerak di bidang eksplorasi penambangan minyak dan gas bumi. Rencana tersebut telah mendapatkan persetujuan dari RUPSLB ARTI kemarin, Senin (19/1).

Menurut Direktur Keuangan ARTI, Gemilang Zaharin, dana dari hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk membeli dua unit rig baru. Masing-masing adalah drilling rig berdaya 1.100 HP dan 1 workover rig. Sebesar 70 persen dana hasil obligasi digunakan untuk pembiayaan drilling rig, dan sisanya untuk workover rig. “Emisi obligasi kita harapkan di bulan Maret ini” jelas Gemilang. Berlaku sebagai penjamin emisi obligasi tersebut adalah konsorsium tiga sekuritas yang terdiri dari Jakarta Sekuritas, CIMB Securities dan HSBC Securities. Lebih lanjut Gemilang mengatakan bahwa kupon untuk obligasi tersebut berada pada kisaran 16 persen. “Yang jelas kupon kita akan lebih tinggi satu persen dari punya PLN” paparnya.

Dalam RUPSLB kemarin, ARTI juga mendapat persetujuan dari pemegang saham untuk menjaminkan saham ARTI di anak usahanya PT Lekom Maras kepada kreditur obligasi. Kepemilikan ARTI atas PT Lekom Maras sendiri per September 2008, telah mencapai 99,99 persen dengan jumlah aktiva PT Lekom Maras saat itu sebesar Rp 1.566.221.817.312. Sedangkan ARTI sendiri sejauh ini, 78,36 persen sahamnya dikuasai oleh PT Ratu Prabu.

Agenda lain yang juga menjadi keputusan dalam RUPSLB tersebut adalah pembatalan debt to asset swap yang akan diganti dengan pembayaran tunai. Sebelumnya pada RUPSLB 30 Juni tahun lalu, memang sempat disepakati penyelesaian hutang PT Lekom Maras dilakukan melalui mekanisme debt to asset swap. Namun keputusan tersebut dibatalkan dalam RUPSLBnya kemarin. Nilai pembayaran tunai atas hutang tersebut adalah sebesar Rp 25 miliar.

Rencana IPO
Akhir tahun ini ARTI juga berencana untuk melakukan IPO atas anak usahanya PT Ratu Prabu Property. Menurut Gemilang, kemungkinan yang akan menjadi underwriter IPO tersebut adalah Mandiri Sekuritas. Namun ia sendiri belum bersedia memberikan keterangan berapa besar IPO yang ditargetkan.

Selama ini ARTI selain bergerak di bidang usaha oil and gas service, juga menggarap usaha properti. Untuk mengembangkan usaha propertinya tersebut, tahun ini ARTI juga akan meneruskan pembangunan Ratu Prabu 3 yang bernilai USD 90 juta. Rencananya sebagian dana pembangunannya, akan diambilkan dari IPO PT Ratu Prabu Property jika jadi terlaksana. Sedang untuk sisa kebutuhan dananya, akan diambilkan melalui pinjaman perbankan. Menurut Gemilang, ARTI memang sempat memperoleh komitmen dari Bank Mandiri untuk Ratu Prabu 3 ini. Namun belakangan Bank Mandiri mengirimkan surat kepada ARTI untuk menunda proyeknya tersebut. “Kita akan berusaha mencari pendanaan dari Bank lain” katanya.
ARTI sendiri melalui usaha propertinya memang sempat mengagendakan pembangunan beberapa proyek. Tapi karena adanya krisis keuangan global beberapa proyeknya terpaksa ditunda. Proyek Ratu Prabu 3 sendiri merupakan bagian dari proyek properti jangka panjang ARTI, senilai USD 300 juta. Proyek lainnya adalah Ratu Prabu 4, Ratu Prabu 5, dan Ratu Prabu 6. Namun akhirnya proyek-proyek tersebut akhirnya ditunda pembangunannya. Untuk Ratu Prabu 3, sejauh ini baru dilakukan tahap penggalian tanah. Ratu Prabu 3 adalah proyek residence untuk kelas atas yang terdiri dari 300 unit dimana 100 unit diantaranya akan digunakan sebagai hotel.

Selain mengupayakan pengembangan usaha propertinya, ARTI juga akan fokus dalam pegembangan usaha bidang energinya. Menurut Direktur Utama ARTI, Burhanuddin Bur Maras, saat ini pihaknya telah menjalin kerjasama dengan Chevron untuk menjadi penyedia layanan energy drilling di Filipina. “Bahkan mereka telah minta itu dilakukan secepatnya” aku Burhanuddin. Ia menambahkan bahwa tagihan yang diperoleh ARTI untuk energy drilling service tersebut, mencapai USD 2 juta sampai USD 3 juta per tahun. Burhanuddin juga menyampaikan bahwa PT Lekom Maras, anak usaha ARTI juga telah menjalin kerjasama dengan PT Indo Asia Resources, untuk bertindak sebagai kontraktor dalam penambangan batu bara di Kalimantan. “Realisasinya diharapkan tahun ini” ucapnya.

Tak cukup sampai disitu, ARTI juga berencana meningkatkan kapasitas produksi gas di PT Bangadua Petrolium, perusahaan minyak dan gas di Cirebon yang baru diakuisi tahun lalu. Dengan adanya peningkatan kapasitas produksi tersebut, diperkirakan PT Bangadua Petrolium akan menghasilkan gas sebesar 10 juta MMcfd per hari. “Sebelumnya Bangadua hanya menghasilkan 2 juta MMcfd tiap hari” jelas Gemilang. Pengeborannya sendiri akan mulai dilakukan 15 Februari mendatang.

Dengan adanya rencana penerbitan obligasi dan IPO tersebut, ARTI mengalokasikan capital expenditure tahun 2009 sebesar USD 90 juta dan Rp 500 miliar. Namun ARTI justru memperkirakan growth-nya tahun ini akan turun sekitar 5 persen sampai 10 persen. Gemilang mengatakan bahwa untuk penjualan tahun 2008 per September adalah sebesar Rp 500 miliar. “Data akhir 2008 belum selesai, tapi kemungkinan hampir sama dengan tahun 2007 lalu” ujarnya. Posisi utang ARTI saat ini adalah USD 45 juta. Utangnya sendiri adalah kepada Bank Mandiri, Bank Niaga dan Bank Syariah Mandiri. “Jatuh temponya masih lima tahun lagi” terang Gemilang.

Analis : Deni Hamzah/Pengamat Pasar Modal
Penyerapan atas penerbitan obligasi tersebut, akan sangat tergantung pada rating kreditnya. Juga akan dipengaruhi oleh perusahaan pemberi ratingya sendiri. Dengan range kupon yang tinggi, justru kemungkinan akan mendapatkan rating yang rendah dari lembaga pemeringkat rating. Industri property memang akan mengalami penurunan demand. Namun dengan diturunakannya BI Rate oleh BI bisa jadi akan memberi sinyal positif bagi sector ini. Untuk pertambangan, khususnya batu bara, ke depan prospeknya masih cukup bagus. Namun meskipun begitu, khusus untuk saham ARTI, investor sebaiknya switching ke saham lain saja.

No comments:

Blog Archive