Wednesday, January 28, 2009

SAHAM-SAHAM BATU BARA MULAI PANAS

JAKARTA – Saham-saham batu bara nampaknya sudah mulai memanas lagi. Dengan mulai merangkak naiknya harga minyak, membuat komoditas batu bara mulai menguat. Saham-saham batu bara macam PTBA, ITMG, ADRO dan BUMI diprediksi akan unjuk gigi tahun ini. Harga minyak dunia sendiri, pada Rabu (28/1) berada pada level USD 42,2 naik 1,49 persen dari hari sebelumnya. Banyak kalangan yang menilai saham-saham batu bara tersebut akan memberikan sumbangan signifikan pada IHSG, seperti awal tahun lalu.

Menurut Muhammad AlFatih, analis BNI Sekuritas, dengan kenaikan harga minyak dunia ini akan membawa sentiment positif bagi industri pertambangan batu bara. “Pada gilirannya saham-saham batu bara juga akan ikut membaik” ujarnya kepada Indonesia Business Today, Rabu (28/1). Menurutnya secara teknikal tahun 2009 ini harga minyak dunia akan berada pada level resistence di harga USD 60 per barrel.

Lebih lanjut menurut Al Fatih, harga batu bara saat ini jika diamati secara teknikal pada level harga-harga terendah, selama lima tahun terakhir sudah mendekati support level USD 50 per ton. Sejak tahun 2000 harga batu bara terus mengalami tren naik. Tahun 2000 harga batu bara berada di harga USD 20 per ton, tahun 2003 di harga USD 36 per ton dan pada 2007 pada level hargaUSD 40 per ton. “Dengan harga yang mendekati support level USD 50, maka probabilitasnya akan terjadi penguatan di level harga ini” ujarnya. Ia sendiri memperkirakan selama tahun 2009 range harga batubara adalah USD 50-76 per ton.

Harga saham-saham emiten batu bara sendiri diperkirakan terimbas pada kondisi tersebut dan mengalami kenaikan. Menurut Haryajid Ramelan analis dari PT Kapita Sekurindo, harga saham batu bara saat ini sudah sangat murah. “Dulu supply batubara masih kurang sementara demand nya tinggi, namun sekarang keadaannya sudah berbalik” katanya. Ia sendiri memperkirakan pada semester II tahun ini, harga-harga komoditas sudah mulai terjadi kenaikan.

Menurutnya optimisme investor akan saham-saham batubara masih bagus. Hanya saja yang harus diperhatikan adalah kondisi pasar yang masih sepi transaksi. Namun ia menambahkan, jika investor jeli melihat situasi ini, maka investor bisa wait and see untuk kemudian melakukan akumulasi. Khusus untuk saham BUMI, Haryajid mengatakan bahwa harganya sudah cukup murah. Namun dengan masih adanya masalah yang menimpa BUMI, maka masih ada sentimen negatif terhadap saham tersebut. Ia menyarankan investor untuk buy on weakness atas saham PTBA dan ADRO. Sementara untuk BUMI ia merekomendasikan investor untuk trading buy.

Hampir sama dengan Haryajid, Al Fatih juga merekomendasikan untuk buy atas saham-saham PTBA, ITMG dan ADRO. Dari hasil analisanya, saham PTBA terus menguat sejak September tahun lalu. Harga terendahnya Rp 3.750, namun sekarang sudah di kisaran Rp 7000. Tahun 2009 ini kemungkinan harganya bisa sampai kisaran Rp 9.000. Level support nya Rp 6.000 untuk jangka menengah. Pada penutupan perdagangan kemarin (28/1) saham PTBA naik ke level Rp 7.250.

Untuk saham ITMG, terendah pada level Rp 5.900 pada Oktober tahun 2008 lalu. Tahun ini bisa ke level Rp 13.800 dengan batas support pada Rp 9.200. Pada penutupan perdagangan kemarin ITMG turun ke level Rp 9.750. Saham ADRO terendah pada Rp 460 dan kini telah mencapai Rp 690. Namun pada level Rp 700-750 ada resistence-resistence yang harus dilampaui oleh ADRO. Jika berhasil melewatinya, maka ADRO bisa menembus level Rp 860-1.000 tahun ini. Support untuk ADRO pada Rp 630. Pada penutupan perdagangan kemarin ADRO bertahan berada pada level Rp 690.

“Untuk BUMI, sampai pertengahan Januari ini masih terkena sentimen negatif akibat beberapa permasalahan yang dihadapi” jelas Al Fatih. Level terendah saham BUMI adalah Rp 350. BUMI akan resistence pada level Rp 300-570. Pada perdagangan kemarin BUMI ditutup menguat ke level Rp 510. Namun ia juga memberi catatan bahwa yang harus diperhatikan oleh investor adalah jika ternyata harga saham-saham tersebut ternyata berada di bawah level supportn ya. “Investor harus waspada jika ini terjadi” pungkasnya.


No comments:

Blog Archive