Wednesday, January 14, 2009

APEXINDO TEKEN KONTRAK SENILAI USD 2 JUTA

JAKARTA – PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) dapatkan kontrak pemboran darat senilai USD 2 juta. Kotrak berdurasi 3 bulan tersebut adalah bagian dari kerjasama antara APEX dengan VICO Indonesia. Penandatanganan letter to proceed nya sendiri telah dilakukan pada, Selasa (13/1) lalu.

Kontrak pemboran darat untuk Rig 8 ini sebenarnya adalah kelanjutan dari kontrak-kontrak yang dibuat oleh APEX dengan VICO Indonesia. Sebelumnya APEX juga telah mendapatkan kontrak pemboran untuk Rig 5, 9 dan 10 dari VICO. Proyek-proyek pemboran tersebut telah dimulai Juni tahun lalu dan berada di daerah Semberah, Kalimantan Timur. Semua kontrak tersebut juga masih berjalan hingga sekarang.

Menurut Suarmin, Direktur Keuangan APEX, bahwa memang selama ini salah satu yang menjadi fokus APEX adalah maintain kerjasama dengan mitra-mitra besar. “strategi kita memang fokus pada klien dengan cadangan migas besar dan produktif” katanya beberapa waktu lalu.

VICO sendiri selama ini memang dikenal sebagai salah satu perusahaan kontraktor kontrak kerja sama (KKS) terbesar. Dari data tahun 2004, tercatat produksi VICO mencapai 870 MMSCFD gas serta 30.000 barrel minyak dan kondensat per hari. Sementara di tahun 2007, perusahaan asal Amerika Tersebut mencatatkan produksi 465 MMSCFD gas per hari. Menurut Dirut APEX, Hertriono Kartowisastro, kerjasama dengan VICO sendiri telah terjalin lebih dari 20 tahun. Ia menyatakan bahwa kerjasama jangka panjang ini, adalah bukti kepercayaan kliennya terhadap APEX.

Selain dengan VICO, APEX juga telah menjalin kerjasama dengan mitra lainnya, salah satunya adalah dengan Total E&P Indonesia.. Bahkan pada tahun 2008 lalu APEX dan Total E&P Indonesia telah merencanakan perpanjangan kontrak. Total E&P Indonesia sendiri menggunakan rig Yani yang dimiliki oleh APEX untuk melakukan penambangan minyak di daerah Tunu Kalimantan Timur. Masa kontraknya telah dimulai dari kuartal satu 2008 dan akan berakhir kuartal satu 2009.

Dari data tahun 2008, tercatat Total backlog atau kontrak yang telah dimiliki APEX, mencapai USD 594 juta. Kontraknya sendiri beragam, mulai dari jangka waktu 1-2 tahun sampai jangka waktu dibawah 1 tahun. Antara lain dengan Vico untuk rig 5 dan 8 senilai US$ 28,9 juta, dengan Chevron untuk rig 4 senilai US$ 32,6 juta, dengan Medco E&P Sembakung senilai US$ 2,7 juta, dan dengan Total E&P untuk rig Yani dan Raisis.

Adapun backlog APEX untuk 2009 diperkirakan mencapai US$ 279 juta. Dengan adanya kontrak baru dengan VICO tersebut tentu akan menambah besaran backlognya. Tahun 2009 APEX menargetkan memperoleh pendapatan di atas USD 200 juta. Selain itu, tahun ini APEX juga menganggarkan belanja modal sebesar US$ 20 juta. “Dana tersebut sudah termasuk untuk reverse rig 2 sebesar US$ 2 juta,” kata Hertriono beberapa waktu lalu. Sedangkan untuk EBITDA, tahun 2009 APEX memproyeksikan besarannya mencapai US$ 140 juta dengan laba bersih US$ 60 juta.

Sejauh ini APEX telah memiliki 8 delapan unit rig darat berdaya kuda minimal 750 HP. Untuk Rig 8 sendiri, APEX menjamin kecepatan dan efisiensi kerjanya, mengingat rig tersebut memiliki daya kuda (horse power) mencapai 1.000 HP. Perusahaan yang bergerak di bidang persewaan rig itu juga meyakinkan bahwa, Rig 8 tersebut dapat membor hingga kedalaman 12.000 kaki.


No comments:

Blog Archive