Thursday, January 29, 2009

PT MOBILE TELECOM TBK SEGERA RIGHTS ISSUE

JAKARTA - PT Mobile-8 Telecom Tbk (FREN) akan meneruskan rencana penerbitan saham baru (rights issue). Pihak FREN menyatakan sudah bernegosiasi dengan 2-3 investor asal Timur Tengah yang berminat menjadi pembeli siaga (standby buyer). Direktur Utama Mobile-8 Telecom, Wityasmoro Sih Handayanto, mengatakan, rights issue merupakan rencana perseroan sejak pertengahan 2008. Rencana tersebut belum terealisasi, karena pasar modal dalam kondisi yang berpotensi krisis. "Tapi kita masih berniat rights issue yang kemungkinan tahun ini" katanya.

FREN sendiri telah menunjuk PT Bhakti Securities sebagai pelaksana standby buyer terkait rencana rights issue tersebut. Namun pihak FREN masih enggan menyebutkan jumlah saham yang akan dilepas, karena menurut mereka sejauh ini semua masih dalam perhitungan. Lebih lanjut Wityasmoro mengatakan bahwa, pihaknya telah memperoleh persetujuan dari pemegang saham mayoritas FREN, yakni Jerash Investment Ltd. Penyertaan Jerash Investment Ltd di FREN mencapai 32 persen atau setara dengan 6.475.479.000 saham. FREN bahkan juga mengaku telah mempertemukan pemegang saham dengan perusahaan investasi dari Timur Tengah. Khusus untuk standby buyer, Wityasmoro mengatakan, bisa berasal dari investor baru atau pemegang saham lama. ”Tapi kita prioritaskan dari investor baru” ujarnya.

FREN menargetkan jumlah pelanggannya sampai akhir tahun 2009, dua kali lipat dari jumlah pelanggan tahun 2008. Merza Fachys, Direktur Corporate Affair FREN mengatakan, bahwa sampai Q4 2008 lalu, jumlah pelanggan FREN memang belum selesai dihitung, namun sampai dengan Q3 tahun 2008 tercatat pengguna layanan CDMA FREN telah mencapai 3,5 pelanggan. Jika mengacu pada data tersebut, maka pada akhir 2009 jika sesuai target, FREN akan mendapat pelanggan sekitar 6-7 juta.
Guna mencapai target pelanggan tersebut, FREN mulai memperkuat produknya. Salah satunya dengan meluncurkan produk kartu perdana barunya yakni SOBAT. Kartu perdana yang berisi empat nomor Fren ini, memiliki layanan unggulan berupa sms gratis dan telfon murah antar anggotanya. Dari produk barunya tersebut, FREN menargetkan memperoleh 400-500 ribu pelanggan baru di tahun 2009. "Hingga akhir 2008 lalu, jumlah pelanggan kita memang tidak sesuai harapan, tapi angkanya masih dalam proses audit," papar Wityasmoro. Namun begitu, ia cukup optimis pendapatan FREN sepanjang 2009 ini akan naik 10-20 persen.

Selama tahun 2008 lalu, FREN telah menggunakan dana capital expenditure (capex) sebanyak USD 100 juta, yang kebanyakan digunakan untuk pembangunan infrastruktur. Tahun 2008 lalu, FREN memang tengah giat mengembangkan usahanya baik melalui jaringan fisik dan distribusi layanan khususnya di Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Kala itu dana yang dianggarkan FREN untuk capex tahun 2008 adalah sebesar USD 140 juta. Untuk tahun 2009 sendiri FREN belum mau menyebutkan angka pastinya. “Yang jelas kita mengalokasikan belanja modal kurang dari USD 100 juta” terang Wityasmoro. Capex yang lebih rendah dibanding 2008 itu menurut Wityasmoro dikarenakan tahun ini FREN fokus mempertahankan bisnis yang sudah ada.

Analis/Willy Sanjaya(Mahakarya Securities)
Kondisi sekarang ini masih sulit, khususnya pasar dalam negeri, jika memang akan rights issue dalam waktu dekat kemungkinan akan sulit. Apalagi harga sahamnya saat ini masih di level Rp 50. Untuk level aman rights issue harga saham harus di atas Rp 100. Ada kemungkinan sahamnya akan dikerek. Namun bila ternyata sudah ada standby buyer luar negeri yang siap, tentu akan bagus. Perkembangan sektor telekomunikasi masih cukup menjanjikan, yang harus diperhatikan perseroan adalah adanya perang tariff yang semakin besar. Saham FREN saat ini masih kurang menarik, sebaiknya investor menghindarinya dulu.

No comments:

Blog Archive