Wednesday, November 26, 2008

Spending Order Meningkat

JAYA ANCOL TARGETKAN 13,5 JUTA PENGUNJUNG TAHUN 2009

JAKARTA – PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) targetkan 13,5 juta pengunjung datang ke Taman Impian Jaya Ancol tahun depan. Sampai Oktober 2008 sendiri jumlah pengunjung yang datang telah mencapai 8,5 juta orang. Selama ini kebanyakan pengunjung adalah wisatawan local dengan persentase 95 persen, sedang sisanya adalah wisatawan asing. Wisatawan asing sendiri kebanyakan berasal dari Malaysia, Singapura dan Timur Tengah.

Guna mencapai target tersebut, manajemen PJAA telah melakukan program intensifikasi baik melalui pembuatan wahana baru ataupun program eksternal lainnya. Pada 13 Desember 2008, Ancol akan segera memperkenalkan wahana barunya berupa Flying Fox sepanjang 300 meter dengan tinggi hampir sama dengan 7 lantai. Proyek ini dibangun dengan dana Rp 4 miliar.  Selain itu PJAA juga sedang mengembangkan proyek Samudra Camping Ground yang akan dibangun di Gelanggang Samudera Ancol.

“Kita juga tengah mengembangkan konsep wisata kuliner serta mengembangkan merchandise” demikian yang disampaikan Direktur Utama PJAA, Budi Karya Sumadi, Rabu (26/11). Menurut Budi, sector pariwisata masih tetap akan menjadi fokus PJAA di tahun mendatang. Tahun 2009 sendiri PJAA menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 20 persen. Hal ini karena spending order tahun depan diperkirakan meningkat. Salah satunya dengan adanya momentum pemilu dimana parpol akan banyak menggunakan fasilitas di Ancol.

Lebih jauh lagi, saat ini PJAA juga telah menandatangani kerjasama dengan Suoi Tien Park Vietnam dalam pembuatan acara dolphin show. Pertunjukan ini akan digelar perdana di kota Ho Chi Minh City di awal tahun 2009 dengan tiket masuk seharga 2 Dollar. Dana yang dianggarkan untuk pembangunannya adalah sebesar 10 miliar sampai 20 miliar, yang di share 50:50 dengan pihak Suoi Tien Park. Menurut Budi, pangsa pasar di Vietnam masih cukup bagus, karena secara umum level Vietnam masih di bawah Indonesia.

PJAA sendiri sebenarnya memiliki 2 macam sector usaha yakni pariwisata dan property. Namun pariwisata memberikan kontribusi yang paling besar terhadap revenue PJAA yakni sebesar 60 persen. Untuk property, PJAA lebih memfokuskan diri sebagai land developer khususnya untuk landed housing. Saat ini PJAA tengah mengembangkan kawasan hunian dengan tema “Green Beach” yang clusternya akan di bangun di kawasan pantai.

Efisiensi

Kinerja PJAA sampai dengan triwulan III 2008 terbilang cukup bagus. Pendapatan tahun 2008 mengalami kenaikan 20 persen dari tahun 2007, menjadi Rp 565.464.870.221. Laba bersih juga mengalami kenaikan sebesar 3,3 pesen. Tahun 2007 laba bersih PJAA adalah Rp 73.767.702.595 namun kini menjadi Rp 76.196.442.532. PJAA saat ini juga sedang mengambangkan program-program efisiensi, diantaranya adalah pemanfaatan wind energy untuk listrik dan produksi air sendiri.

Khususnya untuk produksi air, PJAA terus melakukan upaya realisasinya. “Selama ini cost air menjadi cost center usaha dan menyebabkan kerugian” kata Budi. Menurutnya jika proyek tersebut bisa dilakukan sepenuhnya maka PJAA akan mendapatkan tambahan pendapatan sebesar Rp 5 miliar. “Kerja sama outsourcing payment yang cashless juga meningkatkan efisiensi kita” lanjutnya lagi. Efisiensi beban usaha ini berdampak pada kanaikan operating profit margin PJAA. Triwulan III 2008 operating profit margin PJAA mencapai 19 persen, dimana tahun sebelumnya hanya 18 persen.

Disinggung masalah saham PJAA, Budi menjelaskan bahwa pihaknya belum akan melakukan buyback. “Kalaupun akan buyback jumlahnya sekitar 2 sampai 3 persen saja” jelas Budi. Pada perdagangan kemarin, Rabu (26/11), harga saham PJAA berada pada level Rp 340.

No comments: