Thursday, November 20, 2008

Rencana Ekspansi

ASTRA GRAPHIA TBK GANDENG ANZ

JAKARTA – ASTRA GRAPHIA Tbk mendapatkan loan financing dari ANZ Panin Bank untuk program ekspansinya. Besarnya plafon pinjaman adalah sebesar Rp 200 miliar. “Dana itu kita gunakan untuk membayar obligasi kemarin, dan untuk rencana ekspansi perusahaan tahun depan” jelas Susy Herlina Widjaja, corporate secretary ASTRA GRAPHIA Tbk (ASGR), Kamis (20/11).

Tanggal 27 Oktober 2008 lalu ASGR memang mempunyai kewajiban membayar obligasi jatuh tempo senilai Rp 118 miliar. Obligasi berseri Astra Graphia I/2003 itu kini telah selesai dibayarkan. Sampai dengan saat ini jumlah dana plafon 200 miliar itu belum digunakan sepenuhnya. “Sampai Oktober ini kita baru menggunakan dana tersebut sekitar 100 miliar” kata Susy. Jatuh tempo loan financing tersebut baru akan terjadi pada 9 September 2011 dengan tingkat suku bunga tahunan sebesar 1,75 persen.

ASGR adalah perusahaan yang core business-nya adalah solusi dokumen dan information technology. Untuk bidang IT sendiri dijalankan melalui anak usahanya yaitu PT Astra Graphia Information Technology (AGIT). Sebelumnya AGIT bernama PT SCS Astra Graphia Technology (SAT). Perubahan ini terjadi setelah pihak ASGR memutuskan mengakuisisi SAT pada 20 Agustus 2008. Kepemilikan sahamnya sendiri saat ini mencapai 99,99 persen.

Menurut Susy kinerja Astra Graphia Information Technology masih belum cukup baik. Hal inilah yang menurutnya menyebabkan pada triwulan III tahun 2008 laba bersih ASGR turun 4,2 persen. “Setelah konsolidasi saham AGIT kemarin ternyata kita lihat kinerjanya masih belum cukup baik” kata Susy. Pada triwulan III 2008 ini laba bersih yang dibukukan oleh ASGR adalah sebesar Rp 56.165.182.433 dari sebelumnya Rp 58.631.870.721 di tahun 2007. Pada pos kewajiban lancar juga terdapat kewajiban yang cukup besar yakni pada sector pinjaman bank dan pinjaman obligasi masing-masing sebesar Rp 12.649.199.318 dan Rp 117.969.881.417.

Fokus Core Business

Untuk tahun 2009 sendiri ASGR masih akan fokus pada core businessnya. Dengan tetap menggandeng Fuji Xerox dimana ASGR bertindak sebagai distributornya. Hal yang agak kontradiktif adalah bahwa salah satu mitra AGIT adalah Hewlett Packard (HP). Sudah menjadi rahasia umum bahwa Fuji Xerox dan HP adalah competitor satu sama lain. Namun menurut Susy hal ini tidak menjadi masalah karena telah ada ketentuan-ketentuan yang disepakati sebelumnya. Pihak ASGR sendiri menjamin tidak akan ada conflict of interest. Saat ini ASGR tengah mempelajari berbagai proposal bisnis yang cukup feasible untuk dijalankan. Namun Susy belum bersedia memberi keterangan bisnis apa saja yang sedang dipelajari ASGR. “kita masih lihat-lihat dulu dengan kondisi sekarang ini, dampak krisis masih ada” jelas Susy.

Saham ASGR

Sampai dengan perdagangan kemarin harga saham ASGR berada pada level Rp 190 per lembar. Saham ASGR sendiri cukup aktif di lantai bursa. Frekuensi perdagangan tertinggi selama 10 hari terakhir terjadi pada 13 November yakni sejumlah 41 kali dengan total nilai 181.150.000.  Pada 11 November 2008 ASGR juga telah melaksanakan pembayaran dividen interim sebesar Rp 10 per lembar saham. Hal ini nampaknya adalah indikasi bahwa ASGR berusaha memberi sentiment positif bagi investor sehingga harga sahamnya dapat terkatrol.

Analis

Menurut Gina Novrina nasution, Analis dari Reliance Securities, saham ASGR masih cukup berpotensi. Walaupun ASGR banyak mengandalkan permodalan dari bank dan laba bersih turun, namun ASGR masih bisa membukukan net income. Hal ini adalah tren yang positif. Secara teknikal, untuk jangka pendek saham ASGR masih akan melanjutkan penguatan dengan indikator MACD dan RSI (14) yang berada dititik 39. Sehingga RSI (14) akan melewati titik 45 yang artinya saham ASGR mempunyai potensi penguatan yang cukup besar dalam jangka pendek. Saat ini P/E dan PBV ASGR adalah 3.84 dan 0.85. Untuk jangka panjang, saham ASGR masih cukup bagus hanya nilai intrinsiknya tidak tercermin dari pelemahan  yang terjadi dipasar. Gina sendiri menyarankan buy on weakness.

No comments: