Wednesday, November 26, 2008

Dapat Sinyal Positif Pemprov DKI

PT ADHI KARYA TBK YAKIN SIAP LANJUTKAN PROYEK MONOREL

JAKARTA – PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) siap lanjutkan proyek monorail. Kepastian ini disampaikan oleh Direktur Keuangan ADHI, Indradjaja Manopol, Rabu (26/11). Menurut Indradjaja, saat ini PT Jakarta Monorail telah menyampaikan surat kepada Pemprov DKI, menyatakan kesediaan untuk diambil alih. Pemprov DKI sendiri kini tengah melakukan audit atas proyek monorail tersebut melalui BPKP.

Hal inilah yang membuat pihak ADHI merasa yakin proyek ini dapat kembali dilanjutkan. “Keputusan pemerintah meminta audit dari BPKP adalah indikasi proyek ini akan dilanjutkan”jelas Indradjaja. Namun ADHI masih harus menunggu kepastian akhir dari pemerintah atas proyek ini. Dalam PT Jakarta Monorail ADHI adalah pemegang saham sekaligus sebagai kontraktor atas proyek monorail tersebut. Monorail sendiri rencananya akan dibangun dalam dua jalur, yakni jalur hijau (green line) dan jalur biru (blue line). Jalur green line rencananya akan melalui rute Semanggi-Casablanca-Kuningan dengan panjang 14,2 km. Sedang blue line adalah rute sepanjang 12,2 km yang akan melewati Kampung Melayu-Casablanca-Tanah Abang-Roxy. Proyek ini sebenarnya telah dikerjakan sejak 2004 lalu, namun terhenti di tengah jalan karena PT Jakarta Monorail tak sanggup lagi menyokong dana pembangunan senilai 450 juta Dollar AS tersebut.

Pada tahun 2008 ini ADHI menargetkan pendapatan sebesar Rp 5,8 triliun dengan net income Rp 138 miliar. Sedang untuk tahun 2009 ADHI membuat prognosa pendapatan sebesar Rp 6,7 triliun dengan net income Rp 160 miliar. Hal tersebut bisa saja tercapai karena tahun 2009 ADHI akan menangani mega proyek Oriental City di Saudi Arabia senilai Rp 270 triliun. Namun menurut Indradjaja, saat ini proyek tersebut belum bisa menjadi driver pendapatan karena realisasinya belum terjadi. “Proyek tersebut diharapkan menjadi driver pendapatan di masa datang” jelas Indradjaja. ADHI memang tengah fokus mengembangkan operasi luar negeri khususnya untuk negara-negara Timur Tengah. Selain Arab Saudi, Oman dan Qatar menjadi sasaran ADHI dalam pengembangan proyeknya.

Sampai saat ini ADHI masih terus melakukan study atas proyek di negara-negara tersebut. Hal yang menjadi perhatian study tersebut adalah masalah legalitas, perpajakan dan feasibilitas mendapatkan proyek. “Keadaan Timur Tengah kan sangat lain dengan Indonesia, jadi kita masih pelajari apakah kita mampu menangani proyek di sana” kata Indradjaja.

Target kontrak yang diproyeksikan ADHI tahun ini adalah Rp 14,268 triliun. Sampai dengan 30 September 2008 jumlah tersebut telah tercapai, bahkan kini telah melebihi 14, 645 persen dari target. Target kontrak untuk 2009 sendiri adalah sebesar Rp 15,579 triliun. “Dengan carryover 6,747 triliun, maka kemungkinan kontrak baru kita adalah 8,85 triliun” terang Indadjaja.

Disinggung masalah right issue yang belum terlaksana, Indradjaja mengakui bahwa saat ini waktunya sudah tidak tepat. Sebenarnya ia berharap kebijakan ini bisa terjadi 2007 lalu saat harga saham ADHI mencapai peak Rp 1.700 per lembar. Kini harga saham ADHI sendiri hanya sebesar Rp 156 per lembar. Tahun 2005 lalu ADHI memang sempat merencanakan akan right issue senilai Rp 600 miliar. Kebijakan tersebut juga telah mendapat persetujuan dari RUPS.

Untuk mengembalikan kepercayaan investor, ADHI pun melaukan buyback. Hal ini juga dikarenakan harga saham ADHI telah terdiskon besar jauh di bawah fair value nya. Rencananya dana buyback yang dialokasikan adalah Rp 50 miliar untuk membeli 20 persen modal disetor perusahaan. Sampai November 2008 ADHI telah mengeluarkan dana buyback sebesar Rp 3,2 miliar untuk membeli 16,9 juta lembar saham.

Proyek yang diharapkan menjadi keydriver penjualan ADHI tahun 2009 adalah pembangunan jalan tol Kanci-Pejagan dengan nilai kontrak Rp 1,98 triliun. Sampai saat ini proyek tersebut telah mencapai realisasi Rp 970 miliar. Proyek ini adalah bagian dari target proyek ADHI tahun 2009 untuk sector swasta. Tahun 2009 ADHI menargetkan kontribusi pendapatan dari proyek swasta menjadi 36 persen, dari sebelumnya 29 persen di tahun 2007.

Disinggung soal hutang bank, Indradjaja mengatakan tidak ada masalah pada pos kewajiban ini. ADHI saat ini memiliki komitmen utang sebesar Rp 500 miliar dengan tenor 5 tahun. “Komitmen itu kan baru dimulai Juni 2007 lalu, jadi masih banyak waktu” jelas Indradjaja.

No comments: