Suku Bunga Tinggi
PERDANA GAPURAPRIMA TBK TUNDA TERBITKAN OBLIGASI
“Sebelumnya penerbitan dijadwalkan akan dilakukan tahun ini, tapi melihat kondisi saat ini kita akhirnya kita tunda dulu sambil melihat perkembangan khususnya suku bunga” demikian yang diungkapkan oleh Tri Rahayuningsih, Finance Director Perdana Gapuraprima Tbk. Menurut Tri obligasi ini nantinya akan digunakan untuk tambahan pendanaan proyek baru di tahun 2009.
Untuk tahun 2009 sendiri GPRA menganggarkan capital expenditure sebesar Rp 250 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan proyek-proyek baru. “Seluruh dana capex tersebut berasal dari internal perusahaan sendiri” jelas Tri. Ditanya lebih lanjut lagi tentang target sampai tahun 2008, Tri menjelaskan bahwa saat ini 90 persen target penjualan telah tercapai. Hingga September 2008 GPRA telah mencatat total penjualan sebesar Rp 407.306.724.250 dari target akhir tahun Rp 450 miliar.
Sampai triwulan III, laba bersih 2008 yang dibukukan perusahaan property dan real estate itu adalah sebesar Rp 19.998.865.640 atau turun 40,5 persen dari 2007 Rp 33.634.187.157 untuk periode yang sama. Hutang bank triwulan III 2008 Rp 246.493.477.236 turun 26,5 persen dari 2007 yang mencapai Rp 335.460.642.645. Menurut Tri, GPRA tidak pernah mengalami masalah pada pemenuhan kewajiban pada pos ini. “Kita belum pernah meminta rescheduling, jatuh tempo hutang kita sekarang juga masih tahun 2011” terang Tri.
Dampak krisis financial juga turut mempengaruhi operasional GPRA. Salah satunya adalah pembangunan proyek rusunami
Sampai saat ini GPRA telah memiliki beberapa proyek pembangunan property diantaranya adalah Cimangu City, Metro Cilegon, Anyer Palazo, Taman Raya Cilegon, dan Taman Raya Citayam.
Langkah Tepat
Menurut Peterus Tjuandi, Direktur Asset Management, memang seharusnya GPRA menunda obligasi tersebut karena pasar saat ini masih bergejolak. “Karena jikalaupun obligasi tersebut jadi diterbitkan, maka demand nya akan rendah” katanya. Lebih lanjut lagi Peterus menjelaskan, bahwa saat ini tingkat kepercayaan masyarakat pada corporate bond masih rendah jika di banding dengan government bond terkait masalah penjaminannya. “Masyarakat saat ini masih shock dengan krisis financial yang terjadi” tambahnya.
No comments:
Post a Comment