Dari laporan keuangan triwulan III 2008 Mustika Ratu mengalami kenaikan laba bersih sebesar 26 persen menjadi Rp 10.123.525.645 dari sebelumnya Rp 8.034.712.622 di tahun 2007. Penjualan bersih juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari sebelumnya Rp 176.906.464.466 tahun 2007 menjadi Rp 217.671.431.415 di tahun 2008, atau naik 23 persen. Total aktiva yang dimiliki perusahaan sampai triwulan III 2008 ini juga mengalami kenaikan sebesar 3,6 persen.
Namun pencapaian yang cukup baik adalah pada pos harga pokok penjualan dimana HPP mustika ratu saat ini termasuk yang paling rendah dari industri-industri sejenis. Pada triwulan III 2008 HPP emiten berkode MRAT ini mengalami penurunan sebesar 1,1 persen. Sebelumnya HPP 2008 adalah “Hal ini dikarenakan pengelolaan pareto supplier bahan
Namun begitu, pada 2008 ini pemangkasan karyawan juga dilakukan oleh Mustika Ratu. Sebelumnya di tahun 2007 jumlah karyawan adalah sebesar 2.454 orang tapi sekarang hanya tinggal 2.333 orang. Zulfikar sendiri membantah hal ini adalah akibat dari goncangan yang dialami perusahaan. “Kita sangat peduli dengan human resourse, makanya kita berlakukan assessment, tapi kita selalu mengupayakan untuk tidak bertentangan dengan regulasi pemerintah tentang tenaga kerja” sanggahnya. Mustika Ratu saat ini pun tengah mengupayakan adanya ESOP (Employe Ownership Program) sehingga ia berharap karyawan akan lebih merasa memiliki perusahaan.
Ditanya target ke depan perusahaan, Zulfikar menerangkan bahwa pihaknya kini sedang menggalakkan potensi ekspor produk, khususnya produk-produk pareto ke pasar ekspor. Produk pareto adalah produk-produk unggulan yang memberikan kontribusi besar pada penjualan. “Pasar ekspor yang menjadi fokus MRAT pada 2009 adalah kawasan ASEAN, Eropa Timur, juga negara-negara Islam karena Mustika Ratu saat ini telah memiliki sertifikat untuk bermain di negara tersebut” terang Zulfikar. Untuk pasar Amerika masih cukup berat untuk kita tembus karena masih dalam kondisi perbaikan akibat krisis financial. “Namun untuk Cina peluang ke
Porsi pasar MRAT saat ini adalah 20 persen untuk ekspor dan 80 persen local. Namun ke depan MRAT merencanakan porsi 50 persen ekspor dan 50 persen local, sehingga saat krisis terjadi dampaknya tidak terlalu besar.
Senada dengan Zulfikar, Arman S Tjitrosoebono MBA, Direktur Penjualan Mustika Ratu, mengatakan bahwa krisis keuangan global yang masih terasa saat ini justru ditanggapi positif oleh Mustika Ratu. Bahkan menurut Arman justru inilah yang dapat mendorong ekspor produknya, karena menurutnya produk MRAT lebih memiliki nilai lebih karena mengusung royal heritage. “The sory behind the product inilah yang menjadi sumber kekuatan produk-produk kita”ungkap Arman. Arman juga menambahkan bahwa dengan naiknya harga produk-produk internasional akan membuat orang beralih ke produk dengan harga murah namun dengan kualitas terjamin. “Level C plus sampai B plus inilah yang akan manjadi pangsa pasar terbesar kita” julas Arman.
Saham Mati Suri
Bertolak belakang dengan kinerja perusahaan, menurut Denny Winaldi analist CIC, adanya laporan keinerja yang cukup baik ini relative tidak berdampak apa-apa pada pada pergerakan saham MRAT di lantai bursa. “MRAT adalah salah satu saham yang mati suri di lantai bursa” katanya. “Pada kenyataannya saat ini saham MRAT tidak cukup likuid dan kalaupun terjadi sentimen positif biasanya hanya bisa digerakkan oleh Bandar tapi hal ini pun biasanya hanya akan terjadi 1 sampai 2 minggu dalam 1 tahun perdagangan” jelas Denny. Namun walaupun begitu, Kendri, salah sorang investor mengatakan cukup puas dengan laporan kinerja perusahaan. Ia hanya berharap perusahaan bisa konsisten menjaga kinerjanya sehingga target-target yang ada bisa tercapai.
No comments:
Post a Comment