Tuesday, December 16, 2008

Kelapa Sawit Menurun
PT INTI AGRI RESOURCE TBK TETAP INGIN AKUISISI PT INTI PLANTATION

JAKARTA - PT Inti Agri Resource Tbk (IIKP) masih terus upayakan akuisisi PT Inti Plantation. "Kita masih berupaya akuisisi PT Inti Plantation sampai di atas 90 persen" kata Sandjaja, Direktur IIKP, Selasa (16/12). Saat ini kepemilikan IIKP atas PT Inti Plantation adalah 5 persen.

PT Inti Plantation sendiri pada Juli lalu telah melakukan akuisisi atas PT Anam Koto senilai USD 12,5 juta. PT Anam Koto adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit di Pasaman, Sumatera Barat. Lahan perkebunannya seluas 4.777 Ha dengan 2.298 Ha diantaranya adalah lahan produktif. PT Anam Koto saat ini juga tengah melakukan pembicaraan untuk mengakuisisi PT Dendy Marker Indah Lestari yang juga bergerak di perkebunan. Selama ini proses akuisisi tersbut terkendala belum disetujuinya cara pembayaran oleh PT ???, perusahaan asal Malaysia pemilik Dendy Marker. "Sekarang kan kita baru punya 5 persen di Inti Plantation, jadi kita hanya tunggu hasil saja" kata Sandjaja. Apalagi sektor perkebunan kelapa sawit juga tengah menurun, membuat IIKP hanya bisa wait and see saja.

Lebih lanjut lagi Heria Machdi, Direktur Utama IIKP menyebutkan bahwa untuk akuisisi Inti Plantation sendiri, paling tidak dibutuhkan dana USD 12,5 juta. Untuk itu pihaknya saat ini tengah mengupayakan mencari pendanaan dari pihak lain. "Kita belum bisa menentukan mekanisme pendanaan dari mana, tapi kita berharap bisa dari perbankan" kata Heria. Menuruntnya saat ini sudah ada beberapa Bank yang sedang mempelajari rencana komitmen dengan IIKP.

Beberapa waktu lalu IIKP memang sempat dikabarkan akan right issue, namun belakangan ternyata hal itu tidak terjadi. "Right issue kan hanya salah satu alternatif dan belum menjadi pilihan" papar Heria.

Selain dana USD 12,5 juta itu IIKP juga masih berupaya mendapatkan dana lagi sebesar USD 7,5 juta. Dana itu rencananya akan menjadi capex untuk pengembangan lahan PT Anom Koto yang masih kosong seluas 2.490,6 Ha. Tahun 2009 IIKP juga menganggarkan capex sebesar Rp 6 miliar untuk pembelian indukan baru pada bisnis perikanannya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa IIKP akan lebih fokus pada industri perikanannya. Pemasaran ikan arwana IIKP saat ini 70 persen untuk ekspor. "Sejak 6 bulan lalu kita sudah lakukan penjajakan pasar Dubai" terang Heria.

Penjualan Turun
Pembukaan pasar baru di Timur Tengah memang menjadi strategi IIKP menghadapi situasi ekonomi tahun 2009. Selain itu IIKP juga akan menurunkan harga jual produknya tahun depan. Namun begitu, Alfian Permana, Direktur IIKP, menyatakan bahwa tahun depan penjualannya akan turun 30 sampai 40 persen. "Yang bisa kita lakukan sekarang adalah efisiensi semaksimal mungkin dan berupaya menaikkan penjualan sebaik mungkin" katanya. Guna mencapai target ini menurut Sandjaja, selain perluasan pasar ekspor ke Timur Tengah, pihaknya akan memperluas jaringan melalui agen-agen. “Selama ini kita distribusi kita kebanyakan kan melalui proshop yang membutuhkan biaya besar untuk membangunnya” katanya.

Akhir tahun 2008 ini IIKP menargetkan penjualan sebesar Rp 80 miliar. Jumlah tersebut lebih sedikit dari penjualan bersih 2007 yang mencapai Rp 80,89 miliar. Posisi penjualan bersih IIKP per September 2008 sendiri adalah sebesar Rp 63,40 miliar. "Penjualan kita di 2009 akan lebih dicerminkan oleh penjualan arwana" terang Alfian.

Sampai Q3 tahun 2008 ini, laba bersih yang dibukukan IIKP adalah Rp 15,92 miliar. Naik dari Q3 tahun 2007 yang sebesar Rp 15,51 miliar. Total aktiva sebesar Rp 420,13 miliar pada tahun 2008 mengalami kenaikan dari tahun 2007 yang sebesar Rp 407,07 miliar. Kewajiban lancar Q3 tahun 2008 turun menjadi Rp 1,88 miliar, setelah pada Q3 tahun 2007 tercatat kewajiban lancar sebesar Rp 6 miliar. Jumlah ekuitas juga mengalami kenaikan menjadi Rp 417,27 miliar di tahun 2008. Sebelumnya di tahun 2007 ekuitas IIKP sebesar Rp 400,16 miliar.

Selain kepemilikan saham 5 persen di PT Inti Plantation, IIKP juga memiliki penyertaan di 2 perusahaan lain, yakni PT Inti Kapuas International (IKI) sebesar 99,09 persen dan PT Bahari Istana Al Kausar (BIA) sebesar 99,975 persen. Sementara untuk komposisi kepemilikan saham IIKP sendiri adalah PT Maxima Agro Industri 9,15 persen, PT Bumiputera Capital Indonesia QQ NSB sebesar 8,15 persen, PT Atria Axes Management sebesar 8,26 persen, dan sisanya 74,44 persen beredar di public. IIKP adalah perusahaan yang bergerak di bidang perikanan khususnya arwana, dan perkebunan kelapa sawit.

Analis (Erwin S Widjojo/Sinergy Asset Management)
Akuisi atas PT Inti Plantation bisa jadi merupakan langkah tepat untuk jangka panjang. Namun begitu harus juga diperhatikan pergerakan harga komoditi, khususnya terkait kelapa sawit. Saat ini kelapa sawit sedang mengalami penurunan seiring dengan penurunan harga minyak dunia. Pada bisnis perikanannya sendiri kemungkinan memang terjadi penurunan akibat lesunya ekonomi ke depan. Hal yang juga harus menjadi perhatian adalah nilai kelangkaan arwana semakin lama-semakin berkurang akibat adanya penangkaran. Bisa saja hal ini memicu terjadinya penurunan demand. Mengenai rencana pendanaan sebaiknya perusahaan menghindari right issue. Karena pasar kemungkinan tidak bisa menyerapnya. Investor saat ini akan melihat pada fundamental dan kinerja perusahaan bersangkutan. Pada sektor perikanan, strategi untuk menembus pasar Timur Tengah bisa dilakukan karena di sana permintaan relative tidak terpengaruhi oleh krisis ekonomi. Tapi tidak hanya untuk beberapa negara Timur Tengah saja. Untuk investor jangka panjang, saham IIKP layak koleksi. Paling tidak untuk 3 sampai 5 tahun mendatang, kemungkinan sektor komoditi ini akan membaik.


No comments:

Blog Archive